Pub Date : 2021-03-31DOI: 10.26553/JIKM.2021.12.1.50-59
Nugroho Susanto
Turkish Ministry of Health estimated that 6.3% cases of COVID-19 fatality in April 2020 and 2.1% cases of COVID-19 mortality are associated with multi-factors. COVID-19 is very dangerous for moderate respiratory infection and has higher mortality compared to other diseases such as SARS-CoV-2. The study aims to compare case confirmation, mortality and compare incidence rate mortality between Indonesia and the world’s general situation. The study designs used a cross-sectional study with secondary data. The study population was people who have been diagnosed to covid-19 based on the website with URL: https://covid19.who.int/ and URL: https://covid19.kemkes.go.id/ for the period of March 2020 to November 2020. The Independent Variables are areas of disease i.e. Indonesia, Asia, and world area. Statistical analysis was performed using SPSS. Data were analyzed with ANOVA. Average of confirmatory covid-19 is 1891.65±1468.412 in Indonesia, 41146.94±34159.12 in Asia, and 211914.42±128689.95 according to WHO. The average mortality was 62.29±37.69 in Indonesia, 635.36±453.68 in Asia, and 5279.71±1540.41 according to WHO. The incidence mortality rate was 0.046±0.0326 in Indonesia, averaged 0.023±0.0157 in Asia, and averaged 0.035±0.0231 according to WHO. There was a significant difference in confirmatory case between Indonesia, Asia and WHO with p<0.001, a significant difference in mortality between Indonesia, Asia and WHO with p<0.001, and significant difference in incidence mortality between Indonesia, Asia, and Indonesia with p<0.001. The study was concluded that there are significant differences in confirmatory case, death, and incident mortality between Indonesia, Asia and WHO. Confirmatory case and mortality were higher in WHO and Asia when compared to Indonesia, but incidence mortality was high in Indonesia when compared to WHO and Asia. Keyword: COVID-19, incident, mortality, differences
{"title":"Differences of Confirmatory Case, Mortality Rate and Incident Mortality of COVID-19 in Indonesia, Asia and Who Online Data Case Study","authors":"Nugroho Susanto","doi":"10.26553/JIKM.2021.12.1.50-59","DOIUrl":"https://doi.org/10.26553/JIKM.2021.12.1.50-59","url":null,"abstract":"Turkish Ministry of Health estimated that 6.3% cases of COVID-19 fatality in April 2020 and 2.1% cases of COVID-19 mortality are associated with multi-factors. COVID-19 is very dangerous for moderate respiratory infection and has higher mortality compared to other diseases such as SARS-CoV-2. The study aims to compare case confirmation, mortality and compare incidence rate mortality between Indonesia and the world’s general situation. The study designs used a cross-sectional study with secondary data. The study population was people who have been diagnosed to covid-19 based on the website with URL: https://covid19.who.int/ and URL: https://covid19.kemkes.go.id/ for the period of March 2020 to November 2020. The Independent Variables are areas of disease i.e. Indonesia, Asia, and world area. Statistical analysis was performed using SPSS. Data were analyzed with ANOVA. Average of confirmatory covid-19 is 1891.65±1468.412 in Indonesia, 41146.94±34159.12 in Asia, and 211914.42±128689.95 according to WHO. The average mortality was 62.29±37.69 in Indonesia, 635.36±453.68 in Asia, and 5279.71±1540.41 according to WHO. The incidence mortality rate was 0.046±0.0326 in Indonesia, averaged 0.023±0.0157 in Asia, and averaged 0.035±0.0231 according to WHO. There was a significant difference in confirmatory case between Indonesia, Asia and WHO with p<0.001, a significant difference in mortality between Indonesia, Asia and WHO with p<0.001, and significant difference in incidence mortality between Indonesia, Asia, and Indonesia with p<0.001. The study was concluded that there are significant differences in confirmatory case, death, and incident mortality between Indonesia, Asia and WHO. Confirmatory case and mortality were higher in WHO and Asia when compared to Indonesia, but incidence mortality was high in Indonesia when compared to WHO and Asia. Keyword: COVID-19, incident, mortality, differences","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"12 1","pages":"50-59"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2021-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46945811","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Latar belakang: Pengetahuan ibu yang rendah menjadi salah satu tantangan dalam upaya pencegahan stunting. Hal ini terkait peran utama ibu sebagai pihak yang bertanggungjawab terkait asupan makanan anak, seperti menentukan jumlah, jenis, dan jadwal makan. Perlu dilakukan upaya kolaboratif dalam meningkatkan pengetahuan dan literasi kesehatan ibu dalam pencegahan kejadian stunting. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektivitas metode pendidikan kesehatan, sebelum dan sesudah diberikan intervensi berupa kombinasi permainan rangking satu dan demonstrasi gizi seimbang food model dalam mencegah stunting. Metode: Penelitian ini menggunakan metode pre eksperimen dengan rancangan pre post-test design. Adapun subjek penelitian ini berjumlah 28 responden melalui teknik purposive sampling pada ibu yang memiliki bayi atau balita usia lima tahun dan berada di wilayah Posyandu Wisma Rahayu Kelurahan Bukuan. Analisis bivariat untuk mengetahui efek pengetahuan setelah menerima intervensi dianalisis menggunakan uji beda wilcoxon sign rank test. Hasil: Hasil penelitian ini yaitu terdapat perbedaan skor pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi yang diberikan dengan (P-value <0.001). Kesimpulan: Metode kombinasikan ini efektif meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki bayi dan balita tentang pencegahan stunting. Metode pendidikan kesehatan ini dapat menimbulkan pengalaman belajar yang aktif dan berkesan secara mendalam. The Combination of Game and Demonstration to Increasing Mother's Knowledge of Stunting Abstract Background: Level knowledge of mothers is one of the challenges to stunting prevention program. This was related to the main role of the mother as the party responsible for the child's food intake, type and schedule of meals. Collaborative efforts are needed to increase knowledge and literacy of maternal health in preventing stunting. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of health education methods, before and after the intervention was given a combination of ranking one game and nutrition demonstration with a food model to preventing stunting. Methode: This study used a pre-experimental method with a pre-post-test design. The subjects of this study were 28 respondents through purposive sampling technique to mothers who have infants or toddlers aged five years and are in the area of Posyandu Wisma Rahayu, Bukuan. Bivariate analysis to determine the effect of knowledge after receiving the intervention was analyzed using the Wilcoxon sign rank test. Results: The results of this study are that there are differences in the knowledge score before and after the intervention with (P-value <0.001). Conclusion: In conclusion, this combination method is effective in increasing the knowledge of mothers about stunting prevention. This health education method could be lead to an active and deeply memorable learning experience.
背景摘要:母亲知识水平低已成为预防发育迟缓的挑战之一。这与母亲作为负责照顾孩子食物的人的主要角色有关,例如决定用餐的数量、类型和时间表。需要开展合作,提高母亲在预防发育迟缓方面的健康知识和识字能力。本研究的目的是分析干预前后健康教育方法在预防发育迟缓方面的有效性,即一个排名游戏和一个与食物模型相平衡的吉兹示范相结合。方法:本研究采用预实验方法,采用预测试设计。关于这项研究的主题,通过有目的的抽样技术,对有婴儿或五岁新闻的母亲以及在Posyandu Wisma Rahayu Kelurahan Bukuan的母亲进行了28次回答。双变量分析,以确定接受干预后知识的影响,使用wilcoxon符号秩检验进行分析。结果:干预前后的知识评分存在显著差异(P值<0.001)。这种健康教育方法可以产生积极有效的学习体验。游戏与示范相结合提高母亲的发育迟缓知识[UNK]摘要背景:母亲的知识水平是发育迟缓预防计划面临的挑战之一。这与母亲作为负责孩子食物摄入、膳食类型和时间表的一方的主要角色有关。需要开展合作,提高对预防发育迟缓的孕产妇健康知识和识字率。本研究的目的是分析健康教育方法的有效性,在干预之前和之后,给予排名游戏和营养示范与食物模型相结合的方法来预防发育迟缓。方法:本研究采用实验前的方法和前后测试设计。这项研究的受试者是28名受访者,他们通过有目的的抽样技术,对有五岁婴儿或学步儿童的母亲进行了调查,这些母亲位于布宽Posyandu Wisma Rahayu地区。使用Wilcoxon符号秩检验分析双变量分析,以确定接受干预后知识的效果。结果:干预前后的知识评分存在差异(P值<0.001)。这种健康教育方法可以带来积极而难忘的学习体验。
{"title":"Kombinasi Metode Permainan dan Demonstrasi dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibu tentang Stunting","authors":"Riza Hayati Ifroh, L. Permana","doi":"10.52022/JIKM.V13I1.124","DOIUrl":"https://doi.org/10.52022/JIKM.V13I1.124","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Latar belakang: Pengetahuan ibu yang rendah menjadi salah satu tantangan dalam upaya pencegahan stunting. Hal ini terkait peran utama ibu sebagai pihak yang bertanggungjawab terkait asupan makanan anak, seperti menentukan jumlah, jenis, dan jadwal makan. Perlu dilakukan upaya kolaboratif dalam meningkatkan pengetahuan dan literasi kesehatan ibu dalam pencegahan kejadian stunting. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektivitas metode pendidikan kesehatan, sebelum dan sesudah diberikan intervensi berupa kombinasi permainan rangking satu dan demonstrasi gizi seimbang food model dalam mencegah stunting. \u0000Metode: Penelitian ini menggunakan metode pre eksperimen dengan rancangan pre post-test design. Adapun subjek penelitian ini berjumlah 28 responden melalui teknik purposive sampling pada ibu yang memiliki bayi atau balita usia lima tahun dan berada di wilayah Posyandu Wisma Rahayu Kelurahan Bukuan. Analisis bivariat untuk mengetahui efek pengetahuan setelah menerima intervensi dianalisis menggunakan uji beda wilcoxon sign rank test. \u0000Hasil: Hasil penelitian ini yaitu terdapat perbedaan skor pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi yang diberikan dengan (P-value <0.001). \u0000Kesimpulan: Metode kombinasikan ini efektif meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki bayi dan balita tentang pencegahan stunting. Metode pendidikan kesehatan ini dapat menimbulkan pengalaman belajar yang aktif dan berkesan secara mendalam. \u0000The Combination of Game and Demonstration to Increasing Mother's Knowledge of Stunting \u0000 Abstract \u0000Background: Level knowledge of mothers is one of the challenges to stunting prevention program. This was related to the main role of the mother as the party responsible for the child's food intake, type and schedule of meals. Collaborative efforts are needed to increase knowledge and literacy of maternal health in preventing stunting. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of health education methods, before and after the intervention was given a combination of ranking one game and nutrition demonstration with a food model to preventing stunting. \u0000Methode: This study used a pre-experimental method with a pre-post-test design. The subjects of this study were 28 respondents through purposive sampling technique to mothers who have infants or toddlers aged five years and are in the area of Posyandu Wisma Rahayu, Bukuan. Bivariate analysis to determine the effect of knowledge after receiving the intervention was analyzed using the Wilcoxon sign rank test. \u0000Results: The results of this study are that there are differences in the knowledge score before and after the intervention with (P-value <0.001). \u0000Conclusion: In conclusion, this combination method is effective in increasing the knowledge of mothers about stunting prevention. This health education method could be lead to an active and deeply memorable learning experience.","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"13 1","pages":"1-6"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2021-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41512670","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Latar Belakang : Pada masa remaja diperlukan kebutuhan gizi yang berbeda dengan masa kanak-kanak. Pemenuhan kebutuhan gizi remaja dipengaruhi faktor seperti pola makan dan pengetahuan tentang gizi. Pola makan dan pengetahuan gizi yang tidak baik dapat mempengaruhi status gizi pada remaja. Prevalensi overweight pada remaja berdasarkan IMT/U pada 2018 naik menjadi 13,6% dibandingkan tahun 2013 (11,5%), sedangkan yang mengalami obesitas juga mengalami kenaikan dari tahun 2013 yaitu sebesar 14,8 menjadi 21,8% pada tahun 2018. Studi ini ditujukan untuk menganalisis hubungan pola makan dan pengetahuan gizi seimbang dengan kejadian gizi lebih pada mahasiswa di STIKes Mitra Keluarga Bekasi. Metode: Studi cross sectional dilakukan pada 161 mahasiswa STIKes Mitra Keluarga yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner pengetahuan gizi seimbang dan Food Frequency Questionare (FFQ). Data dianalisis menggunakan uji Chi Square. Hasil : Mayoritas sampel berjenis kelamin perempuan (94,4%), berusia 19 tahun (50,3%) dan berasal dari program studi S1 Keperawatan (43,5%) dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa nilai p-value pada masing-masing variabel penelitian yaitu Pola Makan (0,831) dan Pengetahuan Gizi Seimbang (0,952). Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pola makan dan pengetahuan gizi seimbang dengan kejadian gizi lebih pada mahasiswa STIKes Mitra Keluarga Bekasi. Diet and Balanced Nutrition Knowledge with Overnutrition of STIKes Mitra Keluarga Students Abstract Background: In adolescence, different nutritional needs are needed from childhood. Nutritional needs of adolescents can influenced by factors such as diet and knowledge of nutrition. Poor diet and nutritional knowledge can affect the nutritional status of adolescents. The prevalence of overweight in adolescents based on BMI/age in 2018 increased to 13.6% compared to 2013 (11.5%), while those who are obese also experienced an increase from 2013, which 14.8 to 21.8% in 2018. This study aimed to analyze the relationship between diet and knowledge of balanced nutrition with the incidence of overnutrition among students at STIKes Mitra Keluarga Bekasi. Methods: Cross sectional study was conducted on 161 STIKes Mitra Keluarga students who were selected using consecutive sampling technique. The instruments used were a balanced nutrition knowledge questionnaire and the Food Frequency Questionare (FFQ). Data were analyzed using the Chi Square test. Results: Majority of the sample was female (94.4%), 19 years old (50.3%) and came undergraduate of Nursing program (43.5%). Chi-Square test result indicated that the p-value for each research variable for diet was 0.831 and balanced nutrition knowledge was 0.952. Conclusion: There was no significant relationship between diet and knowledge of balanced nutrition with the incidence of overnutrition among STIKes Mitra Keluarga Bekasi students.
背景摘要:青少年从小就需要不同的技能。满足青少年瘙痒症的需求受到饮食模式和瘙痒症知识等因素的影响。不良的饮食模式和吉兹知识会影响青少年的吉兹状态。与2013年(11.5%)相比,2018年基于IMT/U的青少年超重患病率增加到13.6%,而肥胖也从2013年增加,2018年为14.8%至21.8%。这项研究旨在分析STIKes Mitra Family Bekasi学生的饮食模式与吉兹知识以及吉兹事件之间的关系。方法:采用连续抽样技术对161名家庭伴侣STIC的学生进行横断面研究。使用的仪器是平衡闪烁系数和食物频率问卷(FFQ)。使用卡方检验分析数据。结果:大多数样本为女性(94.4%)、19岁(50.3%),来源于S1护理研究(43.5%),使用卡方检验的双变量分析显示,每个研究变量的p值为食物模式(0.831)和Gizi知识平衡(0.952)。结论:在贝卡西家庭伴侣STIC学生中,饮食模式与吉兹知识以及更多的吉兹事件之间没有显著的相关性。[SUNK]STIKes Mitra家庭学生营养过剩的饮食和平衡营养知识摘要背景:在青春期,从儿童时期开始就需要不同的营养需求。青少年的营养需求会受到饮食和营养知识等因素的影响。不良的饮食和营养知识会影响青少年的营养状况。与2013年(11.5%)相比,2018年基于BMI/年龄的青少年超重患病率增加到13.6%,而肥胖人群的超重患病率也比2013年增加,2018年为14.8%至21.8%。本研究旨在分析STIKes Mitra Keluarga Bekasi学校学生的饮食和均衡营养知识与营养过剩发生率之间的关系。方法:采用连续抽样技术对161名STIKes Mitra Keluarga学生进行横断面调查。使用的工具是均衡营养知识问卷和食物频率问卷。数据采用卡方检验进行分析。结果:大多数样本为女性(94.4%)、19岁(50.3%)和护理专业本科生(43.5%)。卡方检验结果表明,饮食各研究变量的p值为0.831,均衡营养知识为0.952。结论:饮食和均衡营养知识与STIKes Mitra Familga Bekasi学生营养过剩的发生率没有显著关系。
{"title":"Hubungan Pola Makan dan Pengetahuan Gizi Seimbang dengan Gizi Lebih Mahasiswa STIKes Mitra Keluarga","authors":"Cristin Octaviani Sagala, Noerfitri Noerfitri","doi":"10.52022/JIKM.V13I1.152","DOIUrl":"https://doi.org/10.52022/JIKM.V13I1.152","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Latar Belakang : Pada masa remaja diperlukan kebutuhan gizi yang berbeda dengan masa kanak-kanak. Pemenuhan kebutuhan gizi remaja dipengaruhi faktor seperti pola makan dan pengetahuan tentang gizi. Pola makan dan pengetahuan gizi yang tidak baik dapat mempengaruhi status gizi pada remaja. Prevalensi overweight pada remaja berdasarkan IMT/U pada 2018 naik menjadi 13,6% dibandingkan tahun 2013 (11,5%), sedangkan yang mengalami obesitas juga mengalami kenaikan dari tahun 2013 yaitu sebesar 14,8 menjadi 21,8% pada tahun 2018. Studi ini ditujukan untuk menganalisis hubungan pola makan dan pengetahuan gizi seimbang dengan kejadian gizi lebih pada mahasiswa di STIKes Mitra Keluarga Bekasi. \u0000Metode: Studi cross sectional dilakukan pada 161 mahasiswa STIKes Mitra Keluarga yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner pengetahuan gizi seimbang dan Food Frequency Questionare (FFQ). Data dianalisis menggunakan uji Chi Square. \u0000Hasil : Mayoritas sampel berjenis kelamin perempuan (94,4%), berusia 19 tahun (50,3%) dan berasal dari program studi S1 Keperawatan (43,5%) dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa nilai p-value pada masing-masing variabel penelitian yaitu Pola Makan (0,831) dan Pengetahuan Gizi Seimbang (0,952). \u0000Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pola makan dan pengetahuan gizi seimbang dengan kejadian gizi lebih pada mahasiswa STIKes Mitra Keluarga Bekasi. \u0000 \u0000Diet and Balanced Nutrition Knowledge with Overnutrition of STIKes Mitra Keluarga Students \u0000Abstract \u0000Background: In adolescence, different nutritional needs are needed from childhood. Nutritional needs of adolescents can influenced by factors such as diet and knowledge of nutrition. Poor diet and nutritional knowledge can affect the nutritional status of adolescents. The prevalence of overweight in adolescents based on BMI/age in 2018 increased to 13.6% compared to 2013 (11.5%), while those who are obese also experienced an increase from 2013, which 14.8 to 21.8% in 2018. This study aimed to analyze the relationship between diet and knowledge of balanced nutrition with the incidence of overnutrition among students at STIKes Mitra Keluarga Bekasi. \u0000Methods: Cross sectional study was conducted on 161 STIKes Mitra Keluarga students who were selected using consecutive sampling technique. The instruments used were a balanced nutrition knowledge questionnaire and the Food Frequency Questionare (FFQ). Data were analyzed using the Chi Square test. \u0000Results: Majority of the sample was female (94.4%), 19 years old (50.3%) and came undergraduate of Nursing program (43.5%). Chi-Square test result indicated that the p-value for each research variable for diet was 0.831 and balanced nutrition knowledge was 0.952. \u0000Conclusion: There was no significant relationship between diet and knowledge of balanced nutrition with the incidence of overnutrition among STIKes Mitra Keluarga Bekasi students.","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"13 1","pages":"22-27"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2021-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44364628","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
R. Susanti, Dinda Tasya Amelia, Fina Damaiyana, Oryza Regina Bernadine
Abstrak Latar Belakang: Virus corona yang terus meningkat menyebabkan sekolah dijalankan secara Work From Home (WFH) dengan online. Produktivitas kerja menjadi suatu permasalahan jika pekerja bekerja di rumah, termasuk seorang dosen. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan produktivitas kerja pada saat Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO) dimasa Pandemi. Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional yang berjenis kuantitatif. Jumlah populasi sebanyak 31 tenaga kependididkan dan dosen dengan teknik sampel yaitu total sampling. Analisis data yang digunakan ialah analisis univariat, bivariat dengan uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Hasil: Hasil analisis menggunakan uji wilconxon signed rank test didapatkan nilai sig sebesar 0.219 > 0.05 yang berarti H0 diitolak. Kesimpulan: Tidak ada perbedaan produktivitas kerja pada tenaga kependidikan dan dosen pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman pada saat Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO) di masa pandemi. Work Productivity Differences in Education and Teachers of Faculty of Public Health when WFH (Work From Home) and WFO (Work From Office) at FKM Lectures of Mulawarman University during Pandemic Abstract Background: The corona virus which continues to increase causes schools to run online as WFH (Work From Home). Various problems arise due to the rules for lecturers to teach at home, one of which is the productivity of the lecturers. Purpose: This study aims to determine the differences in work productivity during WFH (Work From Home) and WFO (Work From Office) during the Pandemic. Methods: The design of this study was a cross sectional quantitative type. The total population was 31 education staff and lecturers with the sampling technique using the total sampling technique. The data analysis used was univariate, bivariate analysis with the Wilcoxon Sign Rank Test with a confidence level of 95%. Results: The results of the analysis using the Wilcoxon signed rank test obtained a sig value of 0.219> 0.05, which means that H0 is rejected. Conclusion: There was no difference in work productivity among teaching staff and lecturers at the Faculty of Public Health, Mulawarman University during the Work From Home (WFH) and Work From Office (WFO) during the pandemic.
Abstrak Latar Belakang:在家工作(WFH)的网上传播的冠状病毒正在增加。工作人员的生产活动是长期的,而不是长期的,包括长期的生产活动。Tujuan:在Pandemi的家庭工作(WFH)和办公室工作(WFO)期间,这一阶段的员工生产活动受到了影响。方法:本次设计为宽截面。人口总数为31人,并采用抽样技术,即总抽样。使用的分析数据是单变量、双变量的分析,采用Wilcoxon符号秩检验,其准确率为95%。Hasil:我们的分析使用了一个签名等级测试,该测试的值为0.219>0.05,属于H0。影响因素:在家庭工作(WFH)和办公室工作(WFO)期间,穆拉瓦曼大学的教育工作者和公众健康专家的生产活动没有得到改善。流行病期间,在穆拉瓦曼大学FKM讲座上,WFH(在家工作)和WFO(在办公室工作)时,教育和公共卫生学院教师的工作生产率差异摘要背景:持续增加的冠状病毒导致学校以WFH(从家工作)的形式在线运行。由于讲师在家授课的规定,出现了各种问题,其中之一就是讲师的生产力。目的:本研究旨在确定疫情期间WFH(在家工作)和WFO(在办公室工作)工作生产率的差异。方法:本研究采用横断面定量设计。总人口为31名教育工作者和讲师,采用总抽样技术进行抽样。使用的数据分析是单变量、双变量分析,采用Wilcoxon符号秩检验,置信水平为95%。结果:使用Wilcoxon符号秩检验的分析结果获得了0.219>0.05的sig值,这意味着H0被拒绝。结论:穆拉瓦曼大学公共卫生学院的教职员工和讲师在疫情期间在家工作(WFH)和在办公室工作(WFO)的工作效率没有差异。
{"title":"Produktivitas Kerja Saat Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO) pada Dosen FKM Universitas Mulawarman di Masa Pandemi Covid-19","authors":"R. Susanti, Dinda Tasya Amelia, Fina Damaiyana, Oryza Regina Bernadine","doi":"10.52022/JIKM.V13I1.172","DOIUrl":"https://doi.org/10.52022/JIKM.V13I1.172","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Latar Belakang: Virus corona yang terus meningkat menyebabkan sekolah dijalankan secara Work From Home (WFH) dengan online. Produktivitas kerja menjadi suatu permasalahan jika pekerja bekerja di rumah, termasuk seorang dosen. \u0000Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan produktivitas kerja pada saat Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO) dimasa Pandemi. \u0000Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional yang berjenis kuantitatif. Jumlah populasi sebanyak 31 tenaga kependididkan dan dosen dengan teknik sampel yaitu total sampling. Analisis data yang digunakan ialah analisis univariat, bivariat dengan uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. \u0000Hasil: Hasil analisis menggunakan uji wilconxon signed rank test didapatkan nilai sig sebesar 0.219 > 0.05 yang berarti H0 diitolak. \u0000Kesimpulan: Tidak ada perbedaan produktivitas kerja pada tenaga kependidikan dan dosen pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman pada saat Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO) di masa pandemi. \u0000Work Productivity Differences in Education and Teachers of Faculty of Public Health when WFH (Work From Home) and WFO (Work From Office) at FKM Lectures of Mulawarman University during Pandemic \u0000Abstract \u0000Background: The corona virus which continues to increase causes schools to run online as WFH (Work From Home). Various problems arise due to the rules for lecturers to teach at home, one of which is the productivity of the lecturers. \u0000Purpose: This study aims to determine the differences in work productivity during WFH (Work From Home) and WFO (Work From Office) during the Pandemic. \u0000Methods: The design of this study was a cross sectional quantitative type. The total population was 31 education staff and lecturers with the sampling technique using the total sampling technique. The data analysis used was univariate, bivariate analysis with the Wilcoxon Sign Rank Test with a confidence level of 95%. \u0000Results: The results of the analysis using the Wilcoxon signed rank test obtained a sig value of 0.219> 0.05, which means that H0 is rejected. \u0000Conclusion: There was no difference in work productivity among teaching staff and lecturers at the Faculty of Public Health, Mulawarman University during the Work From Home (WFH) and Work From Office (WFO) during the pandemic.","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"13 1","pages":"28-33"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2021-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48196857","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Latar belakang: Masa remaja dianggap sebagai transisi antara masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik atau biologis, kognitif dan psikososial. Perubahan yang dialami selama masa remaja berbagai masalah internal dan eksternal pada remaja yang dapat berupa stres, salah satunya adalah bullying. Dukungan sosial dibutuhkan remaja untuk menjalani masa transisi. Studi ini ditujukan untuk menilai pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada remaja yang mengalami bullying di SMA Negeri 7 Jakarta. Metode: Studi Cross Sectional dengan simple random sampling dari Februari sampai Juni 2020 di SMA Negeri 7 Jakarta. Jumlah sampel penelitian 148 responden yang diwawancarai secara daring menggunakan google form. Uji Korelasi Pearson dan uji T-Independent digunakan untuk menganalisis data. Hasil: Studi ini menemukan pengaruh hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada remaja pelaku bullying di SMA Negeri 7 Jakarta (p value=0,000). Kesimpulan: Perawat dapat memberikan edukasi terkait kecemasan yang dialami remaja dengan bullying, sekolah diharapkan dapat memberikan bimbingan konseling kepada siswa yang menjadi korban dan pelaku bullying, dan bagi keluarga khususnya orang tua diharapkan dapat meningkat. dukungan untuk anak remaja mereka. The Effect of Family Support on Anxiety Levels in Teenagers Experience Bullying Abstract Background: Adolescence is considered as a transition between childhood to adulthood characterized by physical or biological, cognitive and psychosocial changes. Changes experienced during adolescence are various internal and external problems in adolescents which can be in the form of stress, one of which is bullying. Social support is needed by adolescents to undergo a transition period. This study aimed to determine the effect of family support and anxiety levels in adolescents with bullying at SMA Negeri 7 Jakarta. Methods: A cross sectional study was done from February to June 2020 at SMA Negeri 7 Jakarta. Total 148 students were selected using simple random sampling who were interviewed online using google form. Pearson Correlation Test and T-Independent test was performed to analysed the data. Results: The results of this study found that there was a relationship between family support and the level of anxiety among bullying adolescents at SMA Negeri 7 Jakarta (p value = 0,000). Conclusion: Nurses can provide education regarding the anxiety experienced by adolescents with bullying, schools are expected to provide counseling guidance to students who are victims and perpetrators of bullying, and for families, especially parents, it is expected to increase. support for their teenagers.
抽象背景:青少年被认为是从童年过渡到成年的过渡,其特征是身体或生理、认知和心理社会的变化。青少年时期经历的变化,包括压力在内的青少年的内部和外部问题。社会支持是青少年过渡时期所需要的。本研究旨在评估家庭支持对雅加达7国高中青少年焦虑程度的影响。方法:2020年2月至6月在雅加达7国高中进行简单的横断面研究。148名受访者在网上接受采访时使用谷歌表格进行样本编号。皮尔逊相关测试和独立测试用于分析数据。结果:这项研究发现,家庭支持关系与雅加达7国高中青少年欺凌事件的焦虑程度有关。结论:护士可以对青少年与欺凌相关的焦虑进行教育,学校应该为受害的学生和欺凌者提供咨询指导,对家庭,尤其是父母,应该有所改善。支持他们的青少年。家庭支持的效果在青少年的背景活动中是有关联的:青少年被认为是孩子之间的转变,由物理或生物特征,认知和精神上的改变。在青少年时期发生的变化是存在于压力的形式下的不同的内部和外部的问题,其中之一就是欺凌。社会支持需要青少年来理解这种转变。这项研究可以确定在雅加达7州高中校园欺凌事件中家庭支持和焦虑水平的家庭支持和焦虑。方法:从2月到2020年6月7日的雅加达州立高中,跨部门研究正在进行。共有148名学生是被选中的,他们使用谷歌表格进行在线采访。皮尔逊公司测试和t -独立性测试是分析数据的结果。Results:这项研究的结果显示,在雅加达七州高中(p value = 10000),家庭支持和焦虑程度之间存在联系。结算:护士可以提供教育,以应对欺凌的青少年所经历的非传统教育,学生预计将提供针对受害者和儿童的指导,特别是父母,预计将增加儿童。支持他们的青少年。
{"title":"Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan pada Remaja yang Mengalami Bullying","authors":"E. Novianti, Noer Aeni Zam Zam Mia","doi":"10.52022/JIKM.V13I1.173","DOIUrl":"https://doi.org/10.52022/JIKM.V13I1.173","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Latar belakang: Masa remaja dianggap sebagai transisi antara masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik atau biologis, kognitif dan psikososial. Perubahan yang dialami selama masa remaja berbagai masalah internal dan eksternal pada remaja yang dapat berupa stres, salah satunya adalah bullying. Dukungan sosial dibutuhkan remaja untuk menjalani masa transisi. Studi ini ditujukan untuk menilai pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada remaja yang mengalami bullying di SMA Negeri 7 Jakarta. \u0000Metode: Studi Cross Sectional dengan simple random sampling dari Februari sampai Juni 2020 di SMA Negeri 7 Jakarta. Jumlah sampel penelitian 148 responden yang diwawancarai secara daring menggunakan google form. Uji Korelasi Pearson dan uji T-Independent digunakan untuk menganalisis data. \u0000Hasil: Studi ini menemukan pengaruh hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada remaja pelaku bullying di SMA Negeri 7 Jakarta (p value=0,000). \u0000Kesimpulan: Perawat dapat memberikan edukasi terkait kecemasan yang dialami remaja dengan bullying, sekolah diharapkan dapat memberikan bimbingan konseling kepada siswa yang menjadi korban dan pelaku bullying, dan bagi keluarga khususnya orang tua diharapkan dapat meningkat. dukungan untuk anak remaja mereka. \u0000 \u0000The Effect of Family Support on Anxiety Levels in Teenagers Experience Bullying \u0000Abstract \u0000Background: Adolescence is considered as a transition between childhood to adulthood characterized by physical or biological, cognitive and psychosocial changes. Changes experienced during adolescence are various internal and external problems in adolescents which can be in the form of stress, one of which is bullying. Social support is needed by adolescents to undergo a transition period. This study aimed to determine the effect of family support and anxiety levels in adolescents with bullying at SMA Negeri 7 Jakarta. \u0000Methods: A cross sectional study was done from February to June 2020 at SMA Negeri 7 Jakarta. Total 148 students were selected using simple random sampling who were interviewed online using google form. Pearson Correlation Test and T-Independent test was performed to analysed the data. \u0000Results: The results of this study found that there was a relationship between family support and the level of anxiety among bullying adolescents at SMA Negeri 7 Jakarta (p value = 0,000). \u0000Conclusion: Nurses can provide education regarding the anxiety experienced by adolescents with bullying, schools are expected to provide counseling guidance to students who are victims and perpetrators of bullying, and for families, especially parents, it is expected to increase. support for their teenagers.","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"13 1","pages":"16-21"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2021-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47456045","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Latar Belakang: Sick Building Syndrome (SBS) merupakan kumpulan gejala yang dirasakan oleh orang-orang yang berada di dalam gedung. Manusia menghabiskan 70-80% waktunya di dalam ruangan, hal tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti kelelahan dan berdampak pada efektifitas pada pekerjaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pendingin ruangan atau AC, ventilasi, pencahayaan, suhu, kelembaban, bising, umur, jenis kelamin, psikososial dan masa kerja dengan SBS. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan Studi Literature Review. Penelitian dilakukan dengan cara penelusuran data dengan topik faktor-faktor yang berhubungan dengan sick building syndrome seperti pencahayaan dan suhu. Penelusuran dilakukan melalui Google Scholar tahun 2013 – 2020. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa AC, ventilasi, psikososial, pencahayaan, suhu, kelembaban dan kebisingan, umur dan jenis kelamin, serta masa kerja merupakan faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan Sick building syndrome. Kesimpula: hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara SBS dengan pendingin ruangan atau AC, ventilasi, pencahayaan, suhu, kelembaban, bising, umur, jenis kelamin, psikososial dan masa kerja. Saran pekerja melakukan olahraga secara teratur dan tidak melakukan pekerjaan yang berlebihan. Instansi terkait melakukan pemeriksaan dan perawatan secara rutin peralatan dan perlengkapan kerja. Factors Related to Sick Building Syndrome (SBS) Abstract Background: Sick Building Syndrome (SBS) is a collection of symptoms felt by people living in a building. Indoors, people spend 70-80 per cent of their time, this can cause health issues like fatigue and affect productivity in the workplace. The purpose is determine whether a relationship exists between air conditioners, ventilation, lighting, temperature, humidity, noise, age, gender, psychosocial and work period with sick building syndrome. Methods: This Study is a literature review study. The study that tracks data of factors related to sick building syndrome like lighting and temperature. The data tracking with Google Scholar published in 2013-2020. Result: The results showed that air conditioning, ventilation, psychosocial conditions, lighting, temperature, humidity and noise, age and sex, and years of service were all factors that were significantly associated with Sick Building Syndrome. Conclusion: The study showed a relationship between air conditioners, ventilation, lighting, temperature, humidity, noise, age, sex, psycho-social and work period with sick building syndrome. Reccomended to workers do daily exercise and do not unnecessary work. Routine inspection and repair of equipment and materials for work is carried out by the company.
{"title":"Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Sick Building Syndrome (SBS)","authors":"Putri Maysi Karlina, Rafiah Maharani, D. Utari","doi":"10.52022/JIKM.V13I1.126","DOIUrl":"https://doi.org/10.52022/JIKM.V13I1.126","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Latar Belakang: Sick Building Syndrome (SBS) merupakan kumpulan gejala yang dirasakan oleh orang-orang yang berada di dalam gedung. Manusia menghabiskan 70-80% waktunya di dalam ruangan, hal tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti kelelahan dan berdampak pada efektifitas pada pekerjaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pendingin ruangan atau AC, ventilasi, pencahayaan, suhu, kelembaban, bising, umur, jenis kelamin, psikososial dan masa kerja dengan SBS. \u0000Metode: Penelitian ini dilakukan dengan Studi Literature Review. Penelitian dilakukan dengan cara penelusuran data dengan topik faktor-faktor yang berhubungan dengan sick building syndrome seperti pencahayaan dan suhu. Penelusuran dilakukan melalui Google Scholar tahun 2013 – 2020. \u0000Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa AC, ventilasi, psikososial, pencahayaan, suhu, kelembaban dan kebisingan, umur dan jenis kelamin, serta masa kerja merupakan faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan Sick building syndrome. \u0000Kesimpula: hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara SBS dengan pendingin ruangan atau AC, ventilasi, pencahayaan, suhu, kelembaban, bising, umur, jenis kelamin, psikososial dan masa kerja. Saran pekerja melakukan olahraga secara teratur dan tidak melakukan pekerjaan yang berlebihan. Instansi terkait melakukan pemeriksaan dan perawatan secara rutin peralatan dan perlengkapan kerja. \u0000Factors Related to Sick Building Syndrome (SBS) \u0000Abstract \u0000Background: Sick Building Syndrome (SBS) is a collection of symptoms felt by people living in a building. Indoors, people spend 70-80 per cent of their time, this can cause health issues like fatigue and affect productivity in the workplace. The purpose is determine whether a relationship exists between air conditioners, ventilation, lighting, temperature, humidity, noise, age, gender, psychosocial and work period with sick building syndrome. \u0000Methods: This Study is a literature review study. The study that tracks data of factors related to sick building syndrome like lighting and temperature. The data tracking with Google Scholar published in 2013-2020. \u0000Result: The results showed that air conditioning, ventilation, psychosocial conditions, lighting, temperature, humidity and noise, age and sex, and years of service were all factors that were significantly associated with Sick Building Syndrome. \u0000Conclusion: The study showed a relationship between air conditioners, ventilation, lighting, temperature, humidity, noise, age, sex, psycho-social and work period with sick building syndrome. Reccomended to workers do daily exercise and do not unnecessary work. Routine inspection and repair of equipment and materials for work is carried out by the company.","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"13 1","pages":"46-55"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2021-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42587010","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Agustina, Fathinah Ranggauni Hardy, T. Y. Pristya
Abstrak Latar belakang: COVID-19 merupakan salah satu penyakit menular berbahaya menyerang semua orang, termasuk remaja dengan tingkat imunitas rendah. Konsumsi gizi seimbang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan dan imunitas tubuh. Tujuan mendapatkan informasi tentang perbedaan konsumsi gizi seimbang sebelum dan saat Covid-19 pada remaja. Metode: Desain kuantitatif, pendekatan deskritif komparatif, sampel 107, siswa SMKN 1 Cikulur Banten, pengumpulan data dengan kuesioner, bulan November 2020, analisa data dengan uji Mc Nemar, nilai signifikansi <0,05. Hasil: Ada perbedaan sebelum dan saat covid-19 pada praktik mencuci tangan (P Value 0.000), frekuensi makan 3 kali sehari (P Value 0.021), sarapan (P Value 0.000), konsumsi sayur dan buah (P Value 0.000), membawa bekal bila bepergian (P Value 0.001), konsumsi makanan cepat saji, manis, asin dan berlemak (P Value 0.000), aktifitas fisik (P Value 0.013). Tidak ada perbedaan sebelum dan saat Covid-19 terhadap konsumsi lauk hewani (P Value 0.188) dan minum 8 gelas dalam sehari (P value 0.263) Kesimpulan: Ada perbedaan konsumsi gizi seimbang sebelum dan pada masa Covid-19, kecuali variabel konsumsi lauk hewani dan minum 8 gelas dalam sehari. Dengan penelitian ini disarankan adanya edukasi perihal pentingnya mencuci tangan dengan sabun, dan konsumsi gizi seimbang dalam kegiatan sehari-hari, untuk membangun tubuh sehat dan imunitas tinggi, agar terhindar dari penularan Covid-19. Analysis of Differences in Balanced Nutrition Consumption Before and The Time of Covid In Adolescents Abstract Background: COVID-19 is a dangerous infectious disease that attacks everyone, including adolescents with low immunity levels. Consumption of balanced nutrition is one way to improve health and immunity.The aim of this study was obtain information about the differences in the consumption of balanced nutrition before and during Covid-19 in adolescents. Methods: Quantitative design, comparative descriptive approach, 107 samples, students of SMKN 1 Cikulur Banten, data collection using a questionnaire, November 2020, data analysis using the Mc Nemar test, significance value <0.05. Results: There was a difference before and during covid-19 in the practice of washing hands (P value 0.000, frequency of eating 3 times a day (P value 0.021), breakfast (P value 0.000), consumption of vegetables and fruit (P value 0.000), bringing supplies when traveling (P Value 0.001), consumption of fast food, sweet, salty and fatty food (P Value 0.000), physical activity (P Value 0.013). There is no difference before and during Covid-19 on consumption of animal protein (P Value 0.188) and drink 8 glasses per day (P value 0.263) Conclusion: There are differences in the consumption of balanced nutrition before and during the Covid-19 period, except for the variables, consumption of animal protein and drinking 8 glasses a day. Through this research, it is recommended to deliver education about the importance
{"title":"Analisis Perbedaan Konsumsi Gizi Seimbang Sebelum dan pada Masa Covid-19 pada Remaja","authors":"A. Agustina, Fathinah Ranggauni Hardy, T. Y. Pristya","doi":"10.52022/JIKM.V13I1.158","DOIUrl":"https://doi.org/10.52022/JIKM.V13I1.158","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Latar belakang: COVID-19 merupakan salah satu penyakit menular berbahaya menyerang semua orang, termasuk remaja dengan tingkat imunitas rendah. Konsumsi gizi seimbang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan dan imunitas tubuh. Tujuan mendapatkan informasi tentang perbedaan konsumsi gizi seimbang sebelum dan saat Covid-19 pada remaja. \u0000Metode: Desain kuantitatif, pendekatan deskritif komparatif, sampel 107, siswa SMKN 1 Cikulur Banten, pengumpulan data dengan kuesioner, bulan November 2020, analisa data dengan uji Mc Nemar, nilai signifikansi <0,05. \u0000Hasil: Ada perbedaan sebelum dan saat covid-19 pada praktik mencuci tangan (P Value 0.000), frekuensi makan 3 kali sehari (P Value 0.021), sarapan (P Value 0.000), konsumsi sayur dan buah (P Value 0.000), membawa bekal bila bepergian (P Value 0.001), konsumsi makanan cepat saji, manis, asin dan berlemak (P Value 0.000), aktifitas fisik (P Value 0.013). Tidak ada perbedaan sebelum dan saat Covid-19 terhadap konsumsi lauk hewani (P Value 0.188) dan minum 8 gelas dalam sehari (P value 0.263) \u0000Kesimpulan: Ada perbedaan konsumsi gizi seimbang sebelum dan pada masa Covid-19, kecuali variabel konsumsi lauk hewani dan minum 8 gelas dalam sehari. Dengan penelitian ini disarankan adanya edukasi perihal pentingnya mencuci tangan dengan sabun, dan konsumsi gizi seimbang dalam kegiatan sehari-hari, untuk membangun tubuh sehat dan imunitas tinggi, agar terhindar dari penularan Covid-19. \u0000 \u0000Analysis of Differences in Balanced Nutrition Consumption Before and The Time of Covid In Adolescents \u0000Abstract \u0000Background: COVID-19 is a dangerous infectious disease that attacks everyone, including adolescents with low immunity levels. Consumption of balanced nutrition is one way to improve health and immunity.The aim of this study was obtain information about the differences in the consumption of balanced nutrition before and during Covid-19 in adolescents. \u0000Methods: Quantitative design, comparative descriptive approach, 107 samples, students of SMKN 1 Cikulur Banten, data collection using a questionnaire, November 2020, data analysis using the Mc Nemar test, significance value <0.05. \u0000Results: There was a difference before and during covid-19 in the practice of washing hands (P value 0.000, frequency of eating 3 times a day (P value 0.021), breakfast (P value 0.000), consumption of vegetables and fruit (P value 0.000), bringing supplies when traveling (P Value 0.001), consumption of fast food, sweet, salty and fatty food (P Value 0.000), physical activity (P Value 0.013). There is no difference before and during Covid-19 on consumption of animal protein (P Value 0.188) and drink 8 glasses per day (P value 0.263) \u0000Conclusion: There are differences in the consumption of balanced nutrition before and during the Covid-19 period, except for the variables, consumption of animal protein and drinking 8 glasses a day. Through this research, it is recommended to deliver education about the importance ","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"13 1","pages":"7-15"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2021-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46498191","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anis Khotimah, Parmadi Sigit Purnomo, Riza Yulina Amry
Abstrak Latar belakang: Hipertensi adalah keadaan di mana tekanan darah sistolik ≥ 120 mmHg atau Diastolik ≥ 90 mmHg. Beberapa penyebabnya adalah keturunan, obesitas dan gaya hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara keturunan, obesitas dan gaya hidup terhadap risiko hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Pandak II Bantul DIY. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan pendekatan case control. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling menggunakan perbandingan 1:1. Pengambilan sampel dengan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sebanyak 62 responden. Pengujian data menggunakan uji univariat dan bivariat. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan dan pengukuran pada obesitas menggunakan timbangan serta meteran dan pengukuran hipertensi menggunakan spinomamometer dan stetoskop. Hasil: Hasil dari analisis bivariat didapatkan nilai asymp sig (0,002) α (0,05) maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang siginifikan antara variabel obesitas terhadap risiko hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pandak II Bantul DIY. Dan hasil gaya hidup adalah asymp sig (0,015) < α (0,05) yang berarti terdapat pengaruh yang sigifikan antara gaya hidup terhadap risiko hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pandak II Bantul DIY. Kesimpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan antara keturunan terhadap risiko hipertensi, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara obesitas terhadap risiko hipertensi dan terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya hidup terhadap risiko hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pandak II Bantul DIY. The influence of Heredity, Obesity and lifestyle which Affect the Risk of Hypertension in the Elderly in the Working Area of Puskesmas Pandak II Bantul DIY 2019 Abstract Background: Hypertension is a condition where the systolic blood pressure ≥ 120 mmHg or Diastolic ≥ 90 mmHg. Some of the causes are heredity, obesity and a sedentary lifestyle. The purpose of this study is to identify the influence of heredity, obesity and lifestyle on the risk of hypertension in the elderly in the working area of Puskesmas Pandak II Bantul DIY. Method: This research is a descriptive quantitative case-control approach. Samples were taken with purposive sampling technique using a 1:1 comparison. Sampling with inclusion and exclusion criteria as many as 62 respondents. Testing test data using univariate and bivariate. The research instrument used in this study is a questionnaire of knowledge and measurement in obesity using the scales as well as the meter and the measurement of hypertension using the spinomamometer and stethoscope. Results: The results of the bivariate analysis the obtained value of asymp sig (0,002) α (0.05), then Ho is accepted, meaning that there is no influence that is significant between the variables of obesity on the risk of hypertension in Puskesmas Pandak II Bantul DIY. And life style results is asymp sig (0,015) < α (
背景摘要:高血压是指收缩压≥120mmHg或舒张压≥90mmHg的情况。其中一些原因是后代、肥胖和生活方式。这项研究的目的是找出后代、肥胖和生活方式对Pantasmas II Help DIY工作区车道上高血压风险的影响。方法:使用1:1比较的有目的的采样技术采集的样本。采用纳入和排除标准的样本为62名应答者。使用单变量和双变量检验的数据检验。本研究中使用的研究工具是使用天平对肥胖进行认知和测量,以及使用旋量计和听诊器对高血压进行测量和测量。结果:生活方式的结果是无症状的(0.015)<α(0.05),这意味着在Pantasmas II DIY Help的工作区域,生活方式对高血压风险有显著影响。结论:在第二阶段帮助DIY工作中,后代之间对高血压风险有显著影响,肥胖对高血压风险没有显著影响,生活方式对高血压风险也有显著影响。遗传、肥胖和生活方式对Pandak II Puskesma工作区老年人高血压风险的影响其中一些原因是遗传、肥胖和久坐不动的生活方式。本研究的目的是确定遗传、肥胖和生活方式对Puskesmas Pandak II Bantul DIY工作区老年人高血压风险的影响。方法:本研究采用描述性定量病例对照方法。采用1:1比较的有目的的采样技术采集样本。根据纳入和排除标准抽样的受访者多达62人。使用单变量和双变量测试测试数据。本研究中使用的研究工具是一份使用量表和量表的肥胖知识和测量问卷,以及使用旋量计和听诊器的高血压测量问卷。结果:双变量分析的结果获得了asymp sig(0002)α(0,05)的值,然后Ho被接受,这意味着肥胖变量之间对Puskesmas Pandak II Bantul DIY的高血压风险没有显著影响。生活方式结果为asymp sig(0015)<α(0.05),这意味着生活方式对Puskesmas Pandak II Bantul DIY高血压风险之间存在显著影响。结论:Pandak II Bantul DIY Puskesmas品种间对高血压风险存在显著影响,肥胖对高血压风险没有显著影响,生活方式对高血压风险有显著影响。
{"title":"Pengaruh Keturunan, Obesitas dan Gaya Hidup yang Mempengaruhi Risiko Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pandak II Bantul DIY Tahun 2019","authors":"Anis Khotimah, Parmadi Sigit Purnomo, Riza Yulina Amry","doi":"10.52022/JIKM.V13I1.106","DOIUrl":"https://doi.org/10.52022/JIKM.V13I1.106","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Latar belakang: Hipertensi adalah keadaan di mana tekanan darah sistolik ≥ 120 mmHg atau Diastolik ≥ 90 mmHg. Beberapa penyebabnya adalah keturunan, obesitas dan gaya hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara keturunan, obesitas dan gaya hidup terhadap risiko hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Pandak II Bantul DIY. \u0000Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan pendekatan case control. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling menggunakan perbandingan 1:1. Pengambilan sampel dengan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sebanyak 62 responden. Pengujian data menggunakan uji univariat dan bivariat. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan dan pengukuran pada obesitas menggunakan timbangan serta meteran dan pengukuran hipertensi menggunakan spinomamometer dan stetoskop. \u0000Hasil: Hasil dari analisis bivariat didapatkan nilai asymp sig (0,002) α (0,05) maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang siginifikan antara variabel obesitas terhadap risiko hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pandak II Bantul DIY. Dan hasil gaya hidup adalah asymp sig (0,015) < α (0,05) yang berarti terdapat pengaruh yang sigifikan antara gaya hidup terhadap risiko hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pandak II Bantul DIY. \u0000Kesimpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan antara keturunan terhadap risiko hipertensi, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara obesitas terhadap risiko hipertensi dan terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya hidup terhadap risiko hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pandak II Bantul DIY. \u0000The influence of Heredity, Obesity and lifestyle which Affect the Risk of Hypertension in the Elderly in the Working Area of Puskesmas Pandak II Bantul DIY 2019 \u0000Abstract \u0000Background: Hypertension is a condition where the systolic blood pressure ≥ 120 mmHg or Diastolic ≥ 90 mmHg. Some of the causes are heredity, obesity and a sedentary lifestyle. The purpose of this study is to identify the influence of heredity, obesity and lifestyle on the risk of hypertension in the elderly in the working area of Puskesmas Pandak II Bantul DIY. \u0000Method: This research is a descriptive quantitative case-control approach. Samples were taken with purposive sampling technique using a 1:1 comparison. Sampling with inclusion and exclusion criteria as many as 62 respondents. Testing test data using univariate and bivariate. The research instrument used in this study is a questionnaire of knowledge and measurement in obesity using the scales as well as the meter and the measurement of hypertension using the spinomamometer and stethoscope. \u0000Results: The results of the bivariate analysis the obtained value of asymp sig (0,002) α (0.05), then Ho is accepted, meaning that there is no influence that is significant between the variables of obesity on the risk of hypertension in Puskesmas Pandak II Bantul DIY. And life style results is asymp sig (0,015) < α (","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"13 1","pages":"34-40"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2021-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45612930","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-28DOI: 10.30659/JIKM.V9I1.11257
Monica Aprillia Gunti Saputri
Sebelum sebuah produk kosmetik siap dipasarkan, produk tersebut harus mengalami pengujian terlebih dahulu. Pengujian ini biasanya dilakukan terhadap binatang, khususnya kelinci putih. Tidak jarang binatang-binatang tersebut teracuni, buta, bahkan mati akibat pengujian ini. Pengujian terhadap binatang atau animal testing adalah salah satu bentuk dari penyiksaan terhadap binatang atau animal abuse. Hal ini lah yang ditentang oleh The Body Shop sejak pertama berdiri pada 1976, merek ini berkomitmen untuk menjadi merek kosmetik cruelty-free, merek yang tidak melakukan pengujian terhadap binatang. Di pasar Indonesia, The Body Shop sudah hadir sejak tahun 1992 dan baru pada tahun 2017 memiliki seorang Brand Ambassador , yaitu Cinta Laura. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana komunikasi retorika Cinta Laura sebagai Brand Ambassador kosmetik cruelty- free . Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivisme, serta menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dengan tiga jenis informan, yaitu informan kunci, informan ahli, dan juga informan pendukung. Dari penelitian ini dapat diperoleh hasil bahwa komunikasi retorika yang dilakukan oleh Cinta Laura sebagai brand ambassador dari The Body Shop Indonesia yang mengampanyekan kosmetik cruelty-free sudah sesuai arahan yang diberikan oleh pihak perusahaan. Namun, audience melihat komunikasi retorika yang ia lakukan lebih fokus pada agenda untuk meningkatkan penjualan saja, dan kurang meyakinkan audience dalam hal kampanye yang dibawakan.
在化妆品准备投放市场之前,必须先进行测试。这些测试通常在动物身上进行,尤其是在白兔身上。这些动物很少中毒,失明,甚至被这种测试杀死。对动物的测试或动物测试是对动物的折磨或虐待动物的一种形式。这就是The Body Shop自1976年成立以来一直面临的挑战,该品牌致力于成为一个不进行动物测试的化妆品品牌,不残忍。在印尼市场,the Body Shop自1992年以来一直存在,直到2017年才有了品牌大使,即Laura‘s Love。本研究旨在了解劳拉作为品牌大使的爱的修辞传播是如何摆脱化妆品的残酷。这项研究是一项定性研究,采用了建设性的范式和描述性的方法。所使用的数据收集技术是对三种类型的线人进行深入访谈,即关键线人、专家线人和支持线人。这项研究表明,Love Laura作为the Body Shop Indonesia品牌大使的修辞交流符合该公司的指示。然而,观众看到了这种修辞性的沟通,即它更多地关注于提高销售额的议程,而不太让观众相信正在进行的活动。
{"title":"KOMUNIKASI RETORIKA OLEH BRAND AMBASSADOR DALAM KAMPANYE KOSMETIK CRUELTY-FREE","authors":"Monica Aprillia Gunti Saputri","doi":"10.30659/JIKM.V9I1.11257","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/JIKM.V9I1.11257","url":null,"abstract":"Sebelum sebuah produk kosmetik siap dipasarkan, produk tersebut harus mengalami pengujian terlebih dahulu. Pengujian ini biasanya dilakukan terhadap binatang, khususnya kelinci putih. Tidak jarang binatang-binatang tersebut teracuni, buta, bahkan mati akibat pengujian ini. Pengujian terhadap binatang atau animal testing adalah salah satu bentuk dari penyiksaan terhadap binatang atau animal abuse. Hal ini lah yang ditentang oleh The Body Shop sejak pertama berdiri pada 1976, merek ini berkomitmen untuk menjadi merek kosmetik cruelty-free, merek yang tidak melakukan pengujian terhadap binatang. Di pasar Indonesia, The Body Shop sudah hadir sejak tahun 1992 dan baru pada tahun 2017 memiliki seorang Brand Ambassador , yaitu Cinta Laura. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana komunikasi retorika Cinta Laura sebagai Brand Ambassador kosmetik cruelty- free . Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivisme, serta menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dengan tiga jenis informan, yaitu informan kunci, informan ahli, dan juga informan pendukung. Dari penelitian ini dapat diperoleh hasil bahwa komunikasi retorika yang dilakukan oleh Cinta Laura sebagai brand ambassador dari The Body Shop Indonesia yang mengampanyekan kosmetik cruelty-free sudah sesuai arahan yang diberikan oleh pihak perusahaan. Namun, audience melihat komunikasi retorika yang ia lakukan lebih fokus pada agenda untuk meningkatkan penjualan saja, dan kurang meyakinkan audience dalam hal kampanye yang dibawakan.","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"9 1","pages":"14-20"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2021-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42314215","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-28DOI: 10.33221/JIKM.V10I01.826
Rosa Susanti, Zulaika Zulaika
Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia berada pada urutan ke-8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia berada pada urutan ke-23. Di Indonesia Angka kejadian tertinggi untuk perempuan adalah kanker payudara sebesar 42,1/100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 /100.000. Promosi kesehatan merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk menyebarluaskan informasi mengenai deteksi dini ca mammae. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui efektifitas promosi kesehatan dalam deteksi dini Ca Mammae pada remaja dengan menggunakan video, leafleat dan tanpa media. Populasi pada penelitian ini adalah siswi SMKN 57, jumlah sampel sebanyak 90 siswi kelas X,XI,XII, dimana setiap kelompok berjumlah 30 responden. Data dianalisa dengan uji peringkat bertanda welcoxon, Uji T berpasangan (T-Paired) dan regresi linier. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media video (Pv=0,024), leaflet (Pv=0,000) dan tanpa menggunakan media (Pv=0,003). Uji F menunjukkan nilai Pv=0,005, yang berarti ketiga variabel tersebut secara signifikan dapat untuk memprediksi variable efektifitas media. Promosi kesehatan dengan menggunakan media video dan leaflet sangat efektif begitu juga dengan tanpa menggunkan media (Video & Leafleat).
{"title":"Efektifitas Promosi Kesehatan Dalam Deteksi Dini Ca Mammae pada Remaja","authors":"Rosa Susanti, Zulaika Zulaika","doi":"10.33221/JIKM.V10I01.826","DOIUrl":"https://doi.org/10.33221/JIKM.V10I01.826","url":null,"abstract":"Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia berada pada urutan ke-8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia berada pada urutan ke-23. Di Indonesia Angka kejadian tertinggi untuk perempuan adalah kanker payudara sebesar 42,1/100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 /100.000. Promosi kesehatan merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk menyebarluaskan informasi mengenai deteksi dini ca mammae. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui efektifitas promosi kesehatan dalam deteksi dini Ca Mammae pada remaja dengan menggunakan video, leafleat dan tanpa media. Populasi pada penelitian ini adalah siswi SMKN 57, jumlah sampel sebanyak 90 siswi kelas X,XI,XII, dimana setiap kelompok berjumlah 30 responden. Data dianalisa dengan uji peringkat bertanda welcoxon, Uji T berpasangan (T-Paired) dan regresi linier. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media video (Pv=0,024), leaflet (Pv=0,000) dan tanpa menggunakan media (Pv=0,003). Uji F menunjukkan nilai Pv=0,005, yang berarti ketiga variabel tersebut secara signifikan dapat untuk memprediksi variable efektifitas media. Promosi kesehatan dengan menggunakan media video dan leaflet sangat efektif begitu juga dengan tanpa menggunkan media (Video & Leafleat).","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"10 1","pages":"55-60"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2021-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44582429","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}