Premenstrual Syndrome (PMS) adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosional yang terkait dengan siklus menstruasi yang biasanya terjadi 7-14 hari sebelum periode menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai. Gejala yang muncul dapat mengganggu aktivitas. Salah satu faktor penyebab PMS adalah asupan gizi. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis hubungan antara asupan gizi dengan kejadian PMS pada siswi SMA pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan formulir estimated food records 2x24 jam dan kuesioner Shortened Premenstrual Assessment Form untuk mendapatkan variabel PMS. Data dianalisis menggunakan uji regresi logistik. Hasil analisis multivariat menunjukkan empat variabel yang secara signifikan terkait dengan PMS yaitu asupan lemak (Pv=0,047; OR=0,680), karbohidrat (Pv=0,040; OR=0,339), serat (Pv=0,010; OR=-0,0005), dan piridoksin (Pv=0,079; OR=0,717). Asupan piridoksin adalah variabel paling protektif terkait PMS dengan OR= 0,717. Analisis ini menghasilkan OR<1 artinya asupan lemak, karbohidrat, serat, dan piridoksin merupakan faktor protektif sehingga dapat mengurangi risiko kejadian PMS. Kesimpulan dari penelitian ini adalah PMS dapat terjadi jika siswi SMA tidak cukup asupan lemak, karbohidrat, serat, dan piridoksin. Oleh karena itu, siswi SMA perlu meningkatkan asupan makanan yang mengandung lemak, karbohidrat, serat, dan piridoksin sesuai kebutuhan gizi.
{"title":"Hubungan Asupan Gizi dengan Kejadian Premenstrual Syndrome","authors":"Kartika Estiani, Kusharisupeni Djokosujono","doi":"10.33221/jikm.v9i02.523","DOIUrl":"https://doi.org/10.33221/jikm.v9i02.523","url":null,"abstract":"Premenstrual Syndrome (PMS) adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosional yang terkait dengan siklus menstruasi yang biasanya terjadi 7-14 hari sebelum periode menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai. Gejala yang muncul dapat mengganggu aktivitas. Salah satu faktor penyebab PMS adalah asupan gizi. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis hubungan antara asupan gizi dengan kejadian PMS pada siswi SMA pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan formulir estimated food records 2x24 jam dan kuesioner Shortened Premenstrual Assessment Form untuk mendapatkan variabel PMS. Data dianalisis menggunakan uji regresi logistik. Hasil analisis multivariat menunjukkan empat variabel yang secara signifikan terkait dengan PMS yaitu asupan lemak (Pv=0,047; OR=0,680), karbohidrat (Pv=0,040; OR=0,339), serat (Pv=0,010; OR=-0,0005), dan piridoksin (Pv=0,079; OR=0,717). Asupan piridoksin adalah variabel paling protektif terkait PMS dengan OR= 0,717. Analisis ini menghasilkan OR<1 artinya asupan lemak, karbohidrat, serat, dan piridoksin merupakan faktor protektif sehingga dapat mengurangi risiko kejadian PMS. Kesimpulan dari penelitian ini adalah PMS dapat terjadi jika siswi SMA tidak cukup asupan lemak, karbohidrat, serat, dan piridoksin. Oleh karena itu, siswi SMA perlu meningkatkan asupan makanan yang mengandung lemak, karbohidrat, serat, dan piridoksin sesuai kebutuhan gizi.","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"9 1","pages":"93-98"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2020-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42090048","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Peningkatan penguasaan ilmu dan teknologi saat ini sangat dibutuhkan oleh seluruh rumah sakit dalam menghadapi persaingan yang semakin mendunia agar mampu bersaing dan berkembang dengan pesat. Oleh karena itu rumah sakit harus meningkatkan pendidikan, pelatihan dan pengembangan karyawan sebagai strategi utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran dari proses pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan di Instalasi Diklat RSUD Cibinong. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan di Instalasi Diklat RSUD Cibinong selama periode 26 Desember 2019 – 28 Januari 2020. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan kegiatan Diklat di RSUD Cibinong memiliki 5 kegiatan pokok yaitu pengembangan pendidikan informal melalui inhouse training, exhouse training, pengembangan pendidikan formal berkelanjutan, orientasi staf baru dan fasilitasi peserta studi banding. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa hambatan diantaranya terkait dengan dana, tempat pelaksanaan kegiatan, serta sarana dan prasarana di ruang instalasi Diklat. Oleh karena itu, perlu adanya beberapa strategi yaitu program beasiswa bagi karyawan untuk melanjutkan jenjang pendidikannya dengan melihat kualifikasi kinerja karyawan dan kebutuhan RS dan analisis kebutuhan pelatihan karyawan RSUD Cibinong dapat dilakukan dengan menggali dari rapat unit kerja terkait, penyebaran kuesioner, wawancara, FGD, dokumentasi dan laporan, data penilaian kerja, dan laporan assesment kompetensi serta penambahan ruangan diklat agar dalam pelaksanaan kegiatan Diklat ke depannya dapat lebih baik dari sebelumnya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
{"title":"Gambaran Proses Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan di Instalasi Diklat RSUD Cibinong Tahun 2020","authors":"Susilawati Gunawan, Rista Rahmawati","doi":"10.33221/jikm.v9i02.506","DOIUrl":"https://doi.org/10.33221/jikm.v9i02.506","url":null,"abstract":"Peningkatan penguasaan ilmu dan teknologi saat ini sangat dibutuhkan oleh seluruh rumah sakit dalam menghadapi persaingan yang semakin mendunia agar mampu bersaing dan berkembang dengan pesat. Oleh karena itu rumah sakit harus meningkatkan pendidikan, pelatihan dan pengembangan karyawan sebagai strategi utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran dari proses pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan di Instalasi Diklat RSUD Cibinong. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan di Instalasi Diklat RSUD Cibinong selama periode 26 Desember 2019 – 28 Januari 2020. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan kegiatan Diklat di RSUD Cibinong memiliki 5 kegiatan pokok yaitu pengembangan pendidikan informal melalui inhouse training, exhouse training, pengembangan pendidikan formal berkelanjutan, orientasi staf baru dan fasilitasi peserta studi banding. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa hambatan diantaranya terkait dengan dana, tempat pelaksanaan kegiatan, serta sarana dan prasarana di ruang instalasi Diklat. Oleh karena itu, perlu adanya beberapa strategi yaitu program beasiswa bagi karyawan untuk melanjutkan jenjang pendidikannya dengan melihat kualifikasi kinerja karyawan dan kebutuhan RS dan analisis kebutuhan pelatihan karyawan RSUD Cibinong dapat dilakukan dengan menggali dari rapat unit kerja terkait, penyebaran kuesioner, wawancara, FGD, dokumentasi dan laporan, data penilaian kerja, dan laporan assesment kompetensi serta penambahan ruangan diklat agar dalam pelaksanaan kegiatan Diklat ke depannya dapat lebih baik dari sebelumnya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"9 1","pages":"109-120"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2020-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49635233","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masa balita merupakan periode yang sangat penting bagi kelangsungan hidup ke depannya. Oleh karena itu, perlu diperhatikan kondisi kesehatan, termasuk status gizi balita. Masalah stunting memiliki dampak yang besar bagi masa depan balita. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor orangtua dan kejadian stunting pada balita di Desa Kairane dan Desa Fatukanutu. Penelitian dilaksanakan di Desa Kairane dan Desa Fatukanutu, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang pada bulan September sampai Desember 2019. Desain studi cross sectional digunakan dalam penelitian ini. Sampel penelitian berjumlah 176 balita dan data dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan faktor orang tua yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah pendidikan ayah (Pvalue=0,035) dan ibu (Pvalue=0,031), jumlah anggota keluarga (Pvalue=0,008), dan pengetahuan gizi ibu (Pvalue=0,002). Sedangkan pekerjaan ayah (Pvalue= 0,233) dan pekerjaan ibu (Pvalue= 0,895) tidak berhubungan dengan kejadian stunting. Asupan zat gizi yang berhubungan dengan kejadian stunting, yaitu asupan protein (Pvalue=0,002) dan lemak (Pvalue=0,017). Sedangkan asupan karbohidrat tidak berhubungan dengan kejadian stunting (Pvalue=0,687). Perlu dilakukan intervensi gizi untuk memperbaiki status stunting pada balita, antara lain peningkatan pengetahuan gizi ibu dan asupan makanan yang bergizi.
{"title":"Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita","authors":"Asweros Umbu Zogara, Maria Goreti Pantaleon","doi":"10.33221/jikm.v9i02.505","DOIUrl":"https://doi.org/10.33221/jikm.v9i02.505","url":null,"abstract":"Masa balita merupakan periode yang sangat penting bagi kelangsungan hidup ke depannya. Oleh karena itu, perlu diperhatikan kondisi kesehatan, termasuk status gizi balita. Masalah stunting memiliki dampak yang besar bagi masa depan balita. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor orangtua dan kejadian stunting pada balita di Desa Kairane dan Desa Fatukanutu. Penelitian dilaksanakan di Desa Kairane dan Desa Fatukanutu, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang pada bulan September sampai Desember 2019. Desain studi cross sectional digunakan dalam penelitian ini. Sampel penelitian berjumlah 176 balita dan data dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan faktor orang tua yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah pendidikan ayah (Pvalue=0,035) dan ibu (Pvalue=0,031), jumlah anggota keluarga (Pvalue=0,008), dan pengetahuan gizi ibu (Pvalue=0,002). Sedangkan pekerjaan ayah (Pvalue= 0,233) dan pekerjaan ibu (Pvalue= 0,895) tidak berhubungan dengan kejadian stunting. Asupan zat gizi yang berhubungan dengan kejadian stunting, yaitu asupan protein (Pvalue=0,002) dan lemak (Pvalue=0,017). Sedangkan asupan karbohidrat tidak berhubungan dengan kejadian stunting (Pvalue=0,687). Perlu dilakukan intervensi gizi untuk memperbaiki status stunting pada balita, antara lain peningkatan pengetahuan gizi ibu dan asupan makanan yang bergizi.","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"9 1","pages":"85-92"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2020-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45301282","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Suci Reno Monalisa, Endang L. Achadi, R. A. D. Sartika, Winda Mulia Ningsih
Diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada Balita di dunia. Karena itu, penting untuk mengetahui faktor risiko kejadian diare pada Balita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian diare pada Balita usia 6-59 bulan di Pulau Sumatera. Penelitian ini menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Survey (IFLS) 2014 yang dikumpulkan oleh Research And Development (RAND) Corporation dengan sampel sebanyak 1315 anak-anak di Pulau Sumatera. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan data dianalisis bivariat dengan uji statistik chi-square dan multivariat dengan uji statistik regresi logistik ganda. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel umur anak (Pv=0,006; OR=1,525), Jenis kelamin (Pv=0,019; OR=1,433), dan Imunisasi campak (Pv=0,005; OR=1,531) merupakan faktor resiko diare pada Balita. Hasil Analisis multivariat menunjukkan bahwa jenis kelamin merupakan faktor risiko yang paling dominan dengan diare (Pv=0,018; OR=1,427). Jenis kelamin merupakan faktor risiko paling dominan dengan diare sehingga upaya untuk memberikan asupan gizi yang optimal pada anak, menjaga hygiene dan sanitasi lingkungan yang baik, pola asuh yang baik, pemberian imunisasi sangat penting untuk mempertahankan status gizi anak agar normal dan terhindar dari diare.
{"title":"Risiko Diare Pada Anak Usia 6-59 Bulan di Pulau Sumatera Indonesia","authors":"Suci Reno Monalisa, Endang L. Achadi, R. A. D. Sartika, Winda Mulia Ningsih","doi":"10.33221/jikm.v9i02.544","DOIUrl":"https://doi.org/10.33221/jikm.v9i02.544","url":null,"abstract":"Diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada Balita di dunia. Karena itu, penting untuk mengetahui faktor risiko kejadian diare pada Balita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian diare pada Balita usia 6-59 bulan di Pulau Sumatera. Penelitian ini menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Survey (IFLS) 2014 yang dikumpulkan oleh Research And Development (RAND) Corporation dengan sampel sebanyak 1315 anak-anak di Pulau Sumatera. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan data dianalisis bivariat dengan uji statistik chi-square dan multivariat dengan uji statistik regresi logistik ganda. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel umur anak (Pv=0,006; OR=1,525), Jenis kelamin (Pv=0,019; OR=1,433), dan Imunisasi campak (Pv=0,005; OR=1,531) merupakan faktor resiko diare pada Balita. Hasil Analisis multivariat menunjukkan bahwa jenis kelamin merupakan faktor risiko yang paling dominan dengan diare (Pv=0,018; OR=1,427). Jenis kelamin merupakan faktor risiko paling dominan dengan diare sehingga upaya untuk memberikan asupan gizi yang optimal pada anak, menjaga hygiene dan sanitasi lingkungan yang baik, pola asuh yang baik, pemberian imunisasi sangat penting untuk mempertahankan status gizi anak agar normal dan terhindar dari diare.","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"9 1","pages":"129-136"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2020-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44703145","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) terjadi karena faktor kebiasaan, turun temurun dan kebiasaan sejak kecil. Pemicuan bertujuan mendorong perubahan perilaku higiene dan sanitasi individu/masyarakat atas kesadaraan sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan individu atau masyarakat, melalui pertemuan dengan masyarakat selama setengah hari, difasilitasi oleh tim pemicu puskesmas dan desa yang terdiri lima orang. Pemicuan merupakan program yang diharapkan dapat menanggulangi perilaku BABS. Tujuan penelitian ini melihat faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pemicuan stop BABS di Desa Ciaro wilayah kerja Puskesmas Nagreg. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan total sampling sebanyak 87 KK. Alat ukur berupa kuesioner yang di uji ke Desa Kendan Nagreg. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 32 KK (36,8%) pengetahuannya baik, 41 KK (47,1%) memiliki sikap mendukung, 38 KK (43,7%) memberikan penilaian mendukung terhadap peran petugas kesehatan dalam kegiatan pemicuan stop BABS, dan 34 KK (39,1%) mengikuti kegiatan pemicuan stop BABS. Berdasarkan penelitian terdapat hubungan pengetahuan (Pv=0,001; r=0,529), sikap (Pv=0,000; r=0,735) dan peran petugas (Pv=0,000; r=0765) dengan keikutsertaan masyarakat. Meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan STBM guna meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pemicuan Stop BABS.
{"title":"Analisis Pengetahuan, Sikap dan Peran Petugas Kesehatan dengan Keikutsertaan dalam Pemicuan Stop BABS","authors":"R. Kurniawati, Anggia Murni Saleha","doi":"10.33221/jikm.v9i02.527","DOIUrl":"https://doi.org/10.33221/jikm.v9i02.527","url":null,"abstract":"Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) terjadi karena faktor kebiasaan, turun temurun dan kebiasaan sejak kecil. Pemicuan bertujuan mendorong perubahan perilaku higiene dan sanitasi individu/masyarakat atas kesadaraan sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan individu atau masyarakat, melalui pertemuan dengan masyarakat selama setengah hari, difasilitasi oleh tim pemicu puskesmas dan desa yang terdiri lima orang. Pemicuan merupakan program yang diharapkan dapat menanggulangi perilaku BABS. Tujuan penelitian ini melihat faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pemicuan stop BABS di Desa Ciaro wilayah kerja Puskesmas Nagreg. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan total sampling sebanyak 87 KK. Alat ukur berupa kuesioner yang di uji ke Desa Kendan Nagreg. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 32 KK (36,8%) pengetahuannya baik, 41 KK (47,1%) memiliki sikap mendukung, 38 KK (43,7%) memberikan penilaian mendukung terhadap peran petugas kesehatan dalam kegiatan pemicuan stop BABS, dan 34 KK (39,1%) mengikuti kegiatan pemicuan stop BABS. Berdasarkan penelitian terdapat hubungan pengetahuan (Pv=0,001; r=0,529), sikap (Pv=0,000; r=0,735) dan peran petugas (Pv=0,000; r=0765) dengan keikutsertaan masyarakat. Meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan STBM guna meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pemicuan Stop BABS.","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"9 1","pages":"99-108"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2020-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43416961","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyakit komorbid Diabetes Melitus (DM) yang umum dan paling sering adalah hipertensi. DM dan hipertensi terdapat secara bersamaan pada 40%-60% penderita DM tipe 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui unmodifiable factors dan modifiable factors pada penderita DM tipe 2 sebagai faktor risiko hipertensi. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien DM tipe 2 yang berobat di poli penyakit dalam RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi pada tanggal 30 September-19 Oktober 2019 dengan total sampel sebanyak 292 responden. Unmodifiable factors meliputi gender, umur, pendidikan, status perkawinan, lama menderita DM, hereditas DM, hereditas hipertensi dan golongan darah. Sedangkan modifiable factors terdiri dari indeks massa tubuh, pekerjaan, aktifitas fisik dan merokok. Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik ≥ 140 mm Hg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mm Hg. Analisis data dengan Cox regression menggunakan Stata versi 15. Persentase hipertensi pada penderita DM tipe 2 adalah 46,57%. Dari analisis multivariat faktor risiko hipertensi yang signifikan untuk unmodifiable factors adalah faktor umur > 50 tahun (Pv= 0,02; PR= 1,93) dan kelompok dengan hereditas DM yang berasal dari kakek/nenek (Pv= 0,04; PR= 1,86) dan orang tua (Pv= 0,04; PR= 1,54). Sedangkan dari modifiable factors, Indeks Massa Tubuh berat badan lebih (Pv= 0,01; PR=1,81) dan obesitas (Pv=0,02; PR=1,81), merupakan faktor risiko hipertensi yang signifikan. Disarankan agar terhadap pasien DM tipe 2 terutama bila disertai dengan berat badan berlebih atupun obesitas perlu diberikan informasi lengkap tentang faktor risiko hipertensi.
{"title":"Faktor Risiko Hipertensi pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2","authors":"Sara Sonnya Ayutthaya, Nurhayati Adnan","doi":"10.33221/jikm.v9i02.512","DOIUrl":"https://doi.org/10.33221/jikm.v9i02.512","url":null,"abstract":"Penyakit komorbid Diabetes Melitus (DM) yang umum dan paling sering adalah hipertensi. DM dan hipertensi terdapat secara bersamaan pada 40%-60% penderita DM tipe 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui unmodifiable factors dan modifiable factors pada penderita DM tipe 2 sebagai faktor risiko hipertensi. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien DM tipe 2 yang berobat di poli penyakit dalam RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi pada tanggal 30 September-19 Oktober 2019 dengan total sampel sebanyak 292 responden. Unmodifiable factors meliputi gender, umur, pendidikan, status perkawinan, lama menderita DM, hereditas DM, hereditas hipertensi dan golongan darah. Sedangkan modifiable factors terdiri dari indeks massa tubuh, pekerjaan, aktifitas fisik dan merokok. Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik ≥ 140 mm Hg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mm Hg. Analisis data dengan Cox regression menggunakan Stata versi 15. Persentase hipertensi pada penderita DM tipe 2 adalah 46,57%. Dari analisis multivariat faktor risiko hipertensi yang signifikan untuk unmodifiable factors adalah faktor umur > 50 tahun (Pv= 0,02; PR= 1,93) dan kelompok dengan hereditas DM yang berasal dari kakek/nenek (Pv= 0,04; PR= 1,86) dan orang tua (Pv= 0,04; PR= 1,54). Sedangkan dari modifiable factors, Indeks Massa Tubuh berat badan lebih (Pv= 0,01; PR=1,81) dan obesitas (Pv=0,02; PR=1,81), merupakan faktor risiko hipertensi yang signifikan. Disarankan agar terhadap pasien DM tipe 2 terutama bila disertai dengan berat badan berlebih atupun obesitas perlu diberikan informasi lengkap tentang faktor risiko hipertensi.","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"9 1","pages":"60-71"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2020-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47988187","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-30DOI: 10.26553/JIKM.2020.11.1.23-30
Nugroho Susanto
Uric acid cause inflammation accompanied deformity knees and legs. Elderly increase from 841 million in 2013 to more than 2 billion in 2050. Prevalence of uric acid in Asia regions the lowest Papua New Guinea 1% highest Marshall Islands 85% and Indonesia 18%. Uric acid is main factor predicting kidney failure. The study objective to identify risk factors for elderly uric acid in ordering impacted of volcano areas in Sleman district. Study design were used cross sectional. Population study is elderly under Pakem center health service age 50 - 95 years ordering inclusion and exclusion criteria. Sample was required 66 elderly. Blood sample 5 ml with aseptic with parameter by Easy Touch GCU. Data were collecting by 2 enumerator ordering Pakem center health service. Data were analyzed by SPSS versi 20 with statistic test linear regression with 95% Confidence interval. Mean of age 68,17±9,6 years old, body weigh 51,0±9,7 kilo, systole blood pressure 141,97±0,3 mmHg, diastolic blood pressure 75,15±10,2 mmHg, cholesterol 194,9±49,2 mg/dl, uric acid 4,9±1,3 mg/dl. Age have been predicting β = 0,056, body weigh β = 0,058, systole blood pressure β = 0,07, diastole blood pressure β = 0,08, cholesterol β = 0,21, glucose β = 0,07 being uric acid for elderly. Above normal average of blood pressure, cholesterol level, uric acid. Cholesterol level is main factor predicting of uric acid.
尿酸会引起炎症，并伴有膝盖和腿部畸形。老年人从2013年的8.41亿增加到2050年的20多亿。尿酸患病率在亚洲地区最低巴布亚新几内亚1%最高马绍尔群岛85%和印度尼西亚18%。尿酸是预测肾功能衰竭的主要因素。本研究旨在确定Sleman地区受火山影响的老年人尿酸的危险因素。研究设计采用横断面。人口研究是在帕克姆中心卫生服务年龄50-95岁的老年人排序的纳入和排除标准。样本需要66名老年人。血样5 ml，无菌，参数通过Easy Touch GCU。数据由2名人口普查员收集，他们订购了Pakem中心的卫生服务。数据采用SPSS versi 20进行分析，采用95%置信区间的统计检验线性回归。平均年龄68,17±9.6岁，体重51,0±9.7公斤，收缩压141,97±0.3毫米汞柱，舒张压75,15±10.2mmHg，胆固醇194,9±49.2 mg/dl，尿酸4,9±1,3 mg/dl。年龄预测β=0.056，体重β=0.058，收缩期血压β=0.007，舒张期血压β=0.008，胆固醇β=0.21，葡萄糖β=0.007为老年人的尿酸。血压、胆固醇水平、尿酸高于正常平均水平。胆固醇水平是预测尿酸的主要因素。
{"title":"Cholesterol Level as Predicting of Uric Acid Increase in Elderly","authors":"Nugroho Susanto","doi":"10.26553/JIKM.2020.11.1.23-30","DOIUrl":"https://doi.org/10.26553/JIKM.2020.11.1.23-30","url":null,"abstract":"Uric acid cause inflammation accompanied deformity knees and legs. Elderly increase from 841 million in 2013 to more than 2 billion in 2050. Prevalence of uric acid in Asia regions the lowest Papua New Guinea 1% highest Marshall Islands 85% and Indonesia 18%. Uric acid is main factor predicting kidney failure. The study objective to identify risk factors for elderly uric acid in ordering impacted of volcano areas in Sleman district. Study design were used cross sectional. Population study is elderly under Pakem center health service age 50 - 95 years ordering inclusion and exclusion criteria. Sample was required 66 elderly. Blood sample 5 ml with aseptic with parameter by Easy Touch GCU. Data were collecting by 2 enumerator ordering Pakem center health service. Data were analyzed by SPSS versi 20 with statistic test linear regression with 95% Confidence interval. Mean of age 68,17±9,6 years old, body weigh 51,0±9,7 kilo, systole blood pressure 141,97±0,3 mmHg, diastolic blood pressure 75,15±10,2 mmHg, cholesterol 194,9±49,2 mg/dl, uric acid 4,9±1,3 mg/dl. Age have been predicting β = 0,056, body weigh β = 0,058, systole blood pressure β = 0,07, diastole blood pressure β = 0,08, cholesterol β = 0,21, glucose β = 0,07 being uric acid for elderly. Above normal average of blood pressure, cholesterol level, uric acid. Cholesterol level is main factor predicting of uric acid.","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"11 1","pages":"23-30"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2020-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46058137","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-30DOI: 10.26553/JIKM.2020.11.1.1-9
Fenny Etrawati
An increase in cases of sexual violence against children triggers various health problems in children, both physical, psychological and social. This paper aims to explore the sexual violence on children, risk factors and the impact of sexual violence on children. This study of sexual violence in children refers to various empirical literature studies. Furthermore, the collection of information was analyzed using the problem tree analysis approach to find out the risk factors and their impact on children. Cases of sexual violence in the community are difficult to detect because of the lack of recognition from victims. This is because the offender called pedophile comes from within the family (familial abuse) or can come from outside the family environment (extra-familial abuse) who have established close relationships with children. Sexual violence is generally motivated by the problem of weak protection from parents which is also strengthened by socio-economic problems, low access to reproductive health education and less optimal law enforcement. Therefore, children who have experienced sexual violence find it difficult to avoid physical, biological, psychological and social risks. Children who have experienced sexual violence find it difficult to avoid physical, biological, psychological and social risks. Therefore, it is necessary to increase the capacity of parents in the prevention of sexual violence against children and law enforcement needs to complete the system of early detection and rapid response to the incidence of sexual violence against children.
{"title":"Identification of Risk Factors and Consequences of Sexual Violence in Children","authors":"Fenny Etrawati","doi":"10.26553/JIKM.2020.11.1.1-9","DOIUrl":"https://doi.org/10.26553/JIKM.2020.11.1.1-9","url":null,"abstract":"An increase in cases of sexual violence against children triggers various health problems in children, both physical, psychological and social. This paper aims to explore the sexual violence on children, risk factors and the impact of sexual violence on children. This study of sexual violence in children refers to various empirical literature studies. Furthermore, the collection of information was analyzed using the problem tree analysis approach to find out the risk factors and their impact on children. Cases of sexual violence in the community are difficult to detect because of the lack of recognition from victims. This is because the offender called pedophile comes from within the family (familial abuse) or can come from outside the family environment (extra-familial abuse) who have established close relationships with children. Sexual violence is generally motivated by the problem of weak protection from parents which is also strengthened by socio-economic problems, low access to reproductive health education and less optimal law enforcement. Therefore, children who have experienced sexual violence find it difficult to avoid physical, biological, psychological and social risks. Children who have experienced sexual violence find it difficult to avoid physical, biological, psychological and social risks. Therefore, it is necessary to increase the capacity of parents in the prevention of sexual violence against children and law enforcement needs to complete the system of early detection and rapid response to the incidence of sexual violence against children.","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"11 1","pages":"1-9"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2020-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43795099","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-30DOI: 10.26553/JIKM.2020.11.1.52-62
S. Soleman
Children mortality rates describe the health services’ quality as indicators of each countries’ welfare, particularly in Indonesia. Several factors were determined as the main contributors of mortality, such as neonatal factors, maternal, environment and health services. The important of this research is to give recommendation to the government of Indonesia to propose some policies in handling of the increasing children mortality and modifying underlying disease as contributor mortality among children in Indonesia. The design of this study is cross sectional. The data was taken from World Health Organization Maternal Child Epidemiology Estimation from 2000 to 2017. There were three main categories : neonatal mortality rate (NND), post neonatal mortality rate (PND) and under five mortality rate (UFIVE). The leading causes of mortality were searched according to those categories and followed by descriptive analysis by line graphs. According to the data that had been found, there was declining on NND (102.700 to 60.986), PND (138.553 to 63.471), UFIVE (241.253 to 124.457). The children mortality tend to decline at the range of 17 years, meanwhile the highest mortality among the three of groups are : premature birth in neonates, ARI in post neonates and premature birth in under five children. In conclusion, the trend of three parameters of children mortality declined within 17 years. On several cases, there were outbreak of injury on 2004 and fluctuation of measles incident among infant and under five children. Premature birth and ARI have the highest prevalence among children in Indonesia.
{"title":"The Trend of Children Mortality Rates in Indonesia","authors":"S. Soleman","doi":"10.26553/JIKM.2020.11.1.52-62","DOIUrl":"https://doi.org/10.26553/JIKM.2020.11.1.52-62","url":null,"abstract":"Children mortality rates describe the health services’ quality as indicators of each countries’ welfare, particularly in Indonesia. Several factors were determined as the main contributors of mortality, such as neonatal factors, maternal, environment and health services. The important of this research is to give recommendation to the government of Indonesia to propose some policies in handling of the increasing children mortality and modifying underlying disease as contributor mortality among children in Indonesia. The design of this study is cross sectional. The data was taken from World Health Organization Maternal Child Epidemiology Estimation from 2000 to 2017. There were three main categories : neonatal mortality rate (NND), post neonatal mortality rate (PND) and under five mortality rate (UFIVE). The leading causes of mortality were searched according to those categories and followed by descriptive analysis by line graphs. According to the data that had been found, there was declining on NND (102.700 to 60.986), PND (138.553 to 63.471), UFIVE (241.253 to 124.457). The children mortality tend to decline at the range of 17 years, meanwhile the highest mortality among the three of groups are : premature birth in neonates, ARI in post neonates and premature birth in under five children. In conclusion, the trend of three parameters of children mortality declined within 17 years. On several cases, there were outbreak of injury on 2004 and fluctuation of measles incident among infant and under five children. Premature birth and ARI have the highest prevalence among children in Indonesia.","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"11 1","pages":"52-62"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2020-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46175600","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-30DOI: 10.26553//JIKM.2020.11.1.31-42
Elvi Sunarsih, Harun Alrasid, I. G. Purba, Inoy Trisnaini
Nitrogen dioxide (NO2) is one of the most dangerous air pollutants as regards human health. Increased traffic volumes on the east-lane roadside of South Sumatra have led to increased NO2 concentrations. In terms of age and NO2, children are the greatest risk group. The aim of this research was to estimate health risks of NO2 and analyze the correlation between exposure and lung capacity. This was an analytical study, with a cross-sectional design and risk analysis. The study group consisted of 100 children of primary school age. The results showed that the noncancer hazard index (HI)for NO2 exposure based on real-time data was 1.138. In the study population, as shown by the noncancer HI, 22% of students in OganIlir were classified as not at risk (HI < 1), whereas 78% were classified as at risk (HI ≥ 1). According to the results of simple linear regression, FEV1 (Pearson’s test: 0.0001) and FVC (Pearson’s test: 0.0001) showed a significant correlation with noncancer NO2 risk. The results of simulations suggested that a value of 0.176 mg/m3 can be used as a quality standard recommendation (health advisory) for NO2 exposure in roadside schools, especially schools abutting inter-provincial roads in South Sumatra
{"title":"Health Risks of Nitrogen Dioxide Exposure Among Primary School Children in Ogan Ilir, South Sumatra, Indonesia: Effect on Lung Function","authors":"Elvi Sunarsih, Harun Alrasid, I. G. Purba, Inoy Trisnaini","doi":"10.26553//JIKM.2020.11.1.31-42","DOIUrl":"https://doi.org/10.26553//JIKM.2020.11.1.31-42","url":null,"abstract":"Nitrogen dioxide (NO2) is one of the most dangerous air pollutants as regards human health. Increased traffic volumes on the east-lane roadside of South Sumatra have led to increased NO2 concentrations. In terms of age and NO2, children are the greatest risk group. The aim of this research was to estimate health risks of NO2 and analyze the correlation between exposure and lung capacity. This was an analytical study, with a cross-sectional design and risk analysis. The study group consisted of 100 children of primary school age. The results showed that the noncancer hazard index (HI)for NO2 exposure based on real-time data was 1.138. In the study population, as shown by the noncancer HI, 22% of students in OganIlir were classified as not at risk (HI < 1), whereas 78% were classified as at risk (HI ≥ 1). According to the results of simple linear regression, FEV1 (Pearson’s test: 0.0001) and FVC (Pearson’s test: 0.0001) showed a significant correlation with noncancer NO2 risk. The results of simulations suggested that a value of 0.176 mg/m3 can be used as a quality standard recommendation (health advisory) for NO2 exposure in roadside schools, especially schools abutting inter-provincial roads in South Sumatra","PeriodicalId":45460,"journal":{"name":"Journal of Information & Knowledge Management","volume":"11 1","pages":"31-42"},"PeriodicalIF":1.2,"publicationDate":"2020-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42721570","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
京公网安备 11010802042870号
京ICP备2023020795号-1
扫码关注我们
求助内容：
应助结果提醒方式：