The aims of the research are (1) to describe the forms of code switching contained in the content YouTube Turah Parthayana, (2) describes the form of code switching contained in the contentYouTube Turah Parthayana, (3) describes the factors that cause code switching in the contentYouTube To install Turah Parthayana.
This research is a qualitative descriptive study. This research with sociolinguistic studies focuses on aspects of code switching. The data sources in this study are three video content shows owned by Turah Parthayana. The data collection technique in this study used the free-involved viewing method.
Based on the results of the analysis, it can be concluded that the three video views are contentYouTube From that, the code switching data found was 44 data. The forms of temporary code switching and permanent code switching were both found by the researcher, namely 5 data. Forms of code switching found at the phrase level found 16 data, 10 data clause levels, 5 sentence levels, and 3 data inter-sentence levels. The factors that cause code-switching found are factors of talking about a certain topic, quoting other people, inserting interjections (expressive words of feeling, doing repetition used for clarification and intention to clarify the speaker's content to the other person
{"title":"Alih Kode Pada Konten Vlog Dalam Kanal Youtube Turah Parthayana","authors":"Istikharoh Istikharoh, None Alifiah Nurachmana, None Linggua Sanjaya Usop, None Paul Diman, None Syarah Veniaty","doi":"10.55606/mateandrau.v2i1.218","DOIUrl":"https://doi.org/10.55606/mateandrau.v2i1.218","url":null,"abstract":"The aims of the research are (1) to describe the forms of code switching contained in the content YouTube Turah Parthayana, (2) describes the form of code switching contained in the contentYouTube Turah Parthayana, (3) describes the factors that cause code switching in the contentYouTube To install Turah Parthayana.
 This research is a qualitative descriptive study. This research with sociolinguistic studies focuses on aspects of code switching. The data sources in this study are three video content shows owned by Turah Parthayana. The data collection technique in this study used the free-involved viewing method.
 Based on the results of the analysis, it can be concluded that the three video views are contentYouTube From that, the code switching data found was 44 data. The forms of temporary code switching and permanent code switching were both found by the researcher, namely 5 data. Forms of code switching found at the phrase level found 16 data, 10 data clause levels, 5 sentence levels, and 3 data inter-sentence levels. The factors that cause code-switching found are factors of talking about a certain topic, quoting other people, inserting interjections (expressive words of feeling, doing repetition used for clarification and intention to clarify the speaker's content to the other person","PeriodicalId":55791,"journal":{"name":"Bahasa dan Seni Jurnal Bahasa Sastra Seni dan Pengajarannya","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135708365","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-19DOI: 10.59024/atmosfer.v1i2.58
Winda Krisnawati, Adelia Octaviani, Muhammad Khatami, Bhagas Novanda Putra, Faris Rahmat Hidayat, Darto Darto
Pentingnya pendidikan bagi anak di Lapak Sarmili dan memberikan fasilitas pendidikan, selain itu, Pendidikan masih merupakan investasi yang mahal. Peran orang tua dalam pendidikan anak mempunyai peranan terhadap masa depan anak. Sehingga demi mendapatkan pendidikan anak yang terbaik, maka sebagai orang tua harus berusaha untuk dapat menyekolahkan anak sampai ke jenjang pendidikan yang paling tinggi adalah salah satu cara agar anak mampu mandiri secara finansial nantinya. Maka dari itu Kelompok KKN 61 Mengambil program pengajaran membaca, menulis dan berhitung. Selain itu, Program baca tulis quran. Menurut Nawardi, pemulung adalah orang yang mencari, memungut, mengambil, mengumpulkan dan mencari sampah baik perorangan maupun kelompok yang kemudian dijual kepada pengepul. Pemulung bekerja mengumpulkan barang-barang bekas dengan cara mengerumuni muatan truk sampah yang tengah dibongkar, sebagian pemulung lainnya berputar-putar mengais barang bekas dari tumpukan- tumpukan sampah. Perekonomian pada warga Lapak sarmili di RT 005/02 secara produktif sehingga dapat menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar. Pemberdayaan adalah upaya membangun kekuatan masyarakat dengan cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berusaha untuk mengembangkannya.
在萨米利海峡教育儿童和提供教育设施的重要性,此外,教育仍然是一项昂贵的投资。父母在孩子的教育中所扮演的角色对孩子的未来也有影响。因此,为了得到最好的孩子教育,父母应该努力使他们的孩子达到最高的教育水平,这是他们以后能够经济独立的一种方式。因此,KKN 61集团采用了一个阅读、写作和计算教学计划。此外,阅读节目《古兰经》。根据Nawardi的说法,拾荒者是寻找、收集、收集和收集个人和群体垃圾,然后卖给包装者的人。拾荒者的工作是把卸货的垃圾车堆成一堆,把废品堆成一堆垃圾,把废品堆成一堆垃圾。sarmiliah (RT 005/02地的农村人口)的经济正在富有成效地产生高额附加值和收入。授权是通过鼓励、激励和唤醒对其潜力的认识并努力提高其力量来建立社区力量的努力。
{"title":"Bakti Sosial (Pembelajaran Mengaji Dan Baca Tulis Pada Anak Usia 6-9 Tahun)","authors":"Winda Krisnawati, Adelia Octaviani, Muhammad Khatami, Bhagas Novanda Putra, Faris Rahmat Hidayat, Darto Darto","doi":"10.59024/atmosfer.v1i2.58","DOIUrl":"https://doi.org/10.59024/atmosfer.v1i2.58","url":null,"abstract":"Pentingnya pendidikan bagi anak di Lapak Sarmili dan memberikan fasilitas pendidikan, selain itu, Pendidikan masih merupakan investasi yang mahal. Peran orang tua dalam pendidikan anak mempunyai peranan terhadap masa depan anak. Sehingga demi mendapatkan pendidikan anak yang terbaik, maka sebagai orang tua harus berusaha untuk dapat menyekolahkan anak sampai ke jenjang pendidikan yang paling tinggi adalah salah satu cara agar anak mampu mandiri secara finansial nantinya. Maka dari itu Kelompok KKN 61 Mengambil program pengajaran membaca, menulis dan berhitung. Selain itu, Program baca tulis quran. Menurut Nawardi, pemulung adalah orang yang mencari, memungut, mengambil, mengumpulkan dan mencari sampah baik perorangan maupun kelompok yang kemudian dijual kepada pengepul. Pemulung bekerja mengumpulkan barang-barang bekas dengan cara mengerumuni muatan truk sampah yang tengah dibongkar, sebagian pemulung lainnya berputar-putar mengais barang bekas dari tumpukan- tumpukan sampah. Perekonomian pada warga Lapak sarmili di RT 005/02 secara produktif sehingga dapat menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar. Pemberdayaan adalah upaya membangun kekuatan masyarakat dengan cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berusaha untuk mengembangkannya.","PeriodicalId":55791,"journal":{"name":"Bahasa dan Seni Jurnal Bahasa Sastra Seni dan Pengajarannya","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89093035","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-14DOI: 10.59024/atmosfer.v1i2.54
Herlina Tondang, Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh penggunaan model discovery learning berbantuan media pembelajaran video terhadap keterampilan menulis teks eksplanasi pada Siswa Kelas VIII SMPN 4 Medan Tahun Ajaran 2022/2023. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMPN 4 Medan dengan total siswa sebanyak 347, sedangkan sampel yang digunakan berjumlah 32 siswa, ditetapkan dengan teknik random sampling. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif eksperimen. Instrumen pada penelitian ini terdiri observasi dan tes menulis teks eksplanasi yang dinilai berdasarkan struktur teks, kaidah kebahasan, dan mekanik pada teks eksplanasi. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebelum diterapkan pembelajaran dengan model discovery learning berbantuan media pembelajaran video yaitu 63,54, sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa setelah menggunakan model discovery learning berbantuan media pembelajaran video yaitu 76,30. Maka, dapat disimpulkan nilai tes setelah diterapkan model discovery learning berbantuan media pembelajaran video lebih tinggi dari sebelumnya. Hasil analisis data pada pengujian hipotesis menunjukkan bahwa thitung = 5,77, kemudian melihat tabel t, taraf signifikansi 5%, dan df = N – 1 = 32 – 1 = 31, diperoleh ttabel = 1,69. Karena thitung diperoleh lebih besar dibandingkan dengan ttabel yaitu 5,77 > 1,69, maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif H1 diterima.
{"title":"Pengaruh Model Discovery Learning Berbantuan Media Pembelajaran Video Terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa SMPN 4 Medan","authors":"Herlina Tondang, Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar","doi":"10.59024/atmosfer.v1i2.54","DOIUrl":"https://doi.org/10.59024/atmosfer.v1i2.54","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh penggunaan model discovery learning berbantuan media pembelajaran video terhadap keterampilan menulis teks eksplanasi pada Siswa Kelas VIII SMPN 4 Medan Tahun Ajaran 2022/2023. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMPN 4 Medan dengan total siswa sebanyak 347, sedangkan sampel yang digunakan berjumlah 32 siswa, ditetapkan dengan teknik random sampling. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif eksperimen. Instrumen pada penelitian ini terdiri observasi dan tes menulis teks eksplanasi yang dinilai berdasarkan struktur teks, kaidah kebahasan, dan mekanik pada teks eksplanasi. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebelum diterapkan pembelajaran dengan model discovery learning berbantuan media pembelajaran video yaitu 63,54, sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa setelah menggunakan model discovery learning berbantuan media pembelajaran video yaitu 76,30. Maka, dapat disimpulkan nilai tes setelah diterapkan model discovery learning berbantuan media pembelajaran video lebih tinggi dari sebelumnya. Hasil analisis data pada pengujian hipotesis menunjukkan bahwa thitung = 5,77, kemudian melihat tabel t, taraf signifikansi 5%, dan df = N – 1 = 32 – 1 = 31, diperoleh ttabel = 1,69. Karena thitung diperoleh lebih besar dibandingkan dengan ttabel yaitu 5,77 > 1,69, maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif H1 diterima.","PeriodicalId":55791,"journal":{"name":"Bahasa dan Seni Jurnal Bahasa Sastra Seni dan Pengajarannya","volume":"83 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81177167","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-28DOI: 10.17977/um015v51i12023p27
B. Mangila
This paper critically examines how contemporary Singaporean writers use language in verse, that is poetry, to make vivid representations of Singapore as a nation and discursively construct the social notion of the country's national identity. Utilizing Wodak's (2001) Discourse-Historical framework, this paper reveals how the two authors use some common discursive strategies, mainly representational and predicational, in making explicit representations of Singapore and creating a strong sense of national identity. In their poetry, authors frequently utilize referential linguistic devices such as first personal pronouns to attach specific human traits that help personify Singapore and express an in-group identity that functions as a unifying mechanism that connects Singapore, including its people, together. Lexical repetitions and rhetorical figures are also used to convey more emphasis and reveal the authors' intended meanings or messages. The authors employ various descriptive words to create better and more accurate imageries of Singapore as a varied community and as a nation. Furthermore, the authors' discursive techniques perform both the "constructing" and "preserving" macro-functions by discursively constructing Singapore's national identity as well as making an urgent call to all Singaporeans to safeguard their collective identity.Keywords: contemporary poetry; critical discourse analysis; discursive strat-egies; national identity; Wodak’s (2001) Discourse-Historical Ap-proach Penggambaran Singapura di dalam sajak: Analisa wacana kritis pada puisi kontemporer dan peranannya dalam perkembangan identitas nasionalPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara kritis bagaimana penulis Singapura kontemporer menggunakan bahasa dalam sajak, yaitu puisi, utamanya pada puisi, untuk membuat representasi yang jelas tentang Singapura sebagai sebuah negara. Selain itu penelitian ini secara diskursif membangun gagasan sosial tentang identitas nasional negara tersebut. Dengan menggunakan kerangka wacana-sejarah dari Wodak (2001), hasil penelitian menunjukkan bahwa dua penulis menggunakan dua strategi diskursif yang telah banyak digunakan, yaitu secara representasional dan predikatif, dalam membuat representasi eksplisit dan identitas nasional Singapura yang kuat. Pada puisi mereka, para penulis sering menggunakan perangkat linguistik referensial, seperti kata ganti orang pertama, dalam mencantumkan karakteristik khusus yang dapat menggambarkan warga Singapura dan identitas kelompok yang dapat mempersatukan Singapura, termasuk warga negaranya. Selain itu, pengulangan leksikal dan figur retoris juga digunakan untuk memberikan penekanan dan menunjukkan makna atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Para penulis juga banyak menggunakan kata-kata deskriptif untuk menggambarkan citra Singapura sebagai komunitas yang beragam dan sebagai sebuah negara, secara lebih baik dan akurat. Lebih lanjut, penulis dengan teknik diskursif juga melakukan fungsi makro
本文批判性地考察了当代新加坡作家如何在诗歌中使用语言,生动地表现新加坡作为一个国家,并在话语中构建国家认同的社会概念。利用Wodak(2001)的话语-历史框架,本文揭示了两位作者如何使用一些共同的话语策略,主要是表征性和预言性,来明确表征新加坡并创造强烈的民族认同感。在他们的诗歌中,作者经常使用第一人称代词等指称语言手段来附加特定的人类特征,这些特征有助于将新加坡人格化,并表达一种群体内的身份,这种身份作为一种统一机制,将新加坡包括其人民联系在一起。词汇重复和修辞修辞也被用来传达更多的重点,揭示作者的意图或信息。作者使用了各种描述性的词汇来创造更好和更准确的新加坡作为一个多样化的社区和国家的形象。此外,作者的话语技巧通过话语建构新加坡的国家认同,并迫切呼吁所有新加坡人维护集体认同,发挥了“建构”和“保存”的宏观功能。关键词:当代诗歌;批评话语分析;散漫的strat-egies;国家认同;Wodak的(2001)话语-历史的方法——彭甘巴兰的新加坡民族主义研究:《新加坡民族主义研究》、《新加坡民族主义研究》、《新加坡民族主义研究》、《新加坡民族主义研究》、《新加坡民族主义研究》、《新加坡民族主义研究》、《新加坡民族主义研究》、《新加坡民族主义研究》、《新加坡民族主义研究》、《新加坡民族主义研究》。Selain - i - penelitian - penelitian - penelitian - penelitian - penelitian - penelitian - penelitian - penelitian - penelitian - penelitian - penelitian - penelitian - penelitian - penelitian - penelitian - penelitian(2001),《新加坡民族文化与民族文化的关系》,《新加坡民族文化与民族文化的关系》,《新加坡民族文化与民族文化的关系》,《新加坡民族文化与民族文化的关系》,《新加坡民族文化与民族文化的关系》。中文翻译为:中文翻译为中文翻译,中文翻译为中文翻译,中文翻译为中文翻译,中文翻译为中文翻译为新加坡语,中文翻译为新加坡语,中文翻译为新加坡语。Selain itu, penpanangan and leksikal danfigr is juga digunakan untuk memberkan penkanan danmenunjukkan makna atau pesan yang in disampaikan oleh penulis。Para penulis juga banyak mengganakan kata-kata deskriptif untuk mengganbarkan citra singapore sebagai komunitas yang beragam dan sebagai sebuah negara, secara lebih baik dan akurat。Lebih lanjut, penulis dengan teknik diskursif juga melakukan fungsi makro ' membangun '和' melestarikan ' untuk membentuk identitas national Singapura, serta menyerukan bagi seluruh warga Singapura agar mereka senantiasa menjaga identitas kolektif mereka。Kata kunci: puisi kontemporer,分析wacana kritis,战略分歧,民族认同,kerangka wacana-sejarah dari Wodak (2001)
{"title":"Reimagining Singapore in verse: A critical discourse analysis of contemporary poetry and its role in emerging national identity","authors":"B. Mangila","doi":"10.17977/um015v51i12023p27","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um015v51i12023p27","url":null,"abstract":"This paper critically examines how contemporary Singaporean writers use language in verse, that is poetry, to make vivid representations of Singapore as a nation and discursively construct the social notion of the country's national identity. Utilizing Wodak's (2001) Discourse-Historical framework, this paper reveals how the two authors use some common discursive strategies, mainly representational and predicational, in making explicit representations of Singapore and creating a strong sense of national identity. In their poetry, authors frequently utilize referential linguistic devices such as first personal pronouns to attach specific human traits that help personify Singapore and express an in-group identity that functions as a unifying mechanism that connects Singapore, including its people, together. Lexical repetitions and rhetorical figures are also used to convey more emphasis and reveal the authors' intended meanings or messages. The authors employ various descriptive words to create better and more accurate imageries of Singapore as a varied community and as a nation. Furthermore, the authors' discursive techniques perform both the \"constructing\" and \"preserving\" macro-functions by discursively constructing Singapore's national identity as well as making an urgent call to all Singaporeans to safeguard their collective identity.Keywords: contemporary poetry; critical discourse analysis; discursive strat-egies; national identity; Wodak’s (2001) Discourse-Historical Ap-proach Penggambaran Singapura di dalam sajak: Analisa wacana kritis pada puisi kontemporer dan peranannya dalam perkembangan identitas nasionalPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara kritis bagaimana penulis Singapura kontemporer menggunakan bahasa dalam sajak, yaitu puisi, utamanya pada puisi, untuk membuat representasi yang jelas tentang Singapura sebagai sebuah negara. Selain itu penelitian ini secara diskursif membangun gagasan sosial tentang identitas nasional negara tersebut. Dengan menggunakan kerangka wacana-sejarah dari Wodak (2001), hasil penelitian menunjukkan bahwa dua penulis menggunakan dua strategi diskursif yang telah banyak digunakan, yaitu secara representasional dan predikatif, dalam membuat representasi eksplisit dan identitas nasional Singapura yang kuat. Pada puisi mereka, para penulis sering menggunakan perangkat linguistik referensial, seperti kata ganti orang pertama, dalam mencantumkan karakteristik khusus yang dapat menggambarkan warga Singapura dan identitas kelompok yang dapat mempersatukan Singapura, termasuk warga negaranya. Selain itu, pengulangan leksikal dan figur retoris juga digunakan untuk memberikan penekanan dan menunjukkan makna atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Para penulis juga banyak menggunakan kata-kata deskriptif untuk menggambarkan citra Singapura sebagai komunitas yang beragam dan sebagai sebuah negara, secara lebih baik dan akurat. Lebih lanjut, penulis dengan teknik diskursif juga melakukan fungsi makro ","PeriodicalId":55791,"journal":{"name":"Bahasa dan Seni Jurnal Bahasa Sastra Seni dan Pengajarannya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46629406","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-28DOI: 10.17977/um015v51i12023p13
M. Rohmadi, Memet Sudaryanto
Efficacy is teachers’ ability to strengthen their self-motivation to help solve learning problems faced by their students. In the learning process, psychopragmatic mastery is expected to strengthen the psychological condition of teachers and students through informative, manipulative, and persuasive sentences so that each student can optimize learning tools to help them achieve learning goals. During the pandemic, it is important to examine teachers’ self-efficacy and psychopragmatics mastery to support students in addressing their online learning difficulties. A qualitative study to investigate these issues was therefore conducted. Participants of this study were teachers from all over Indonesia, consisting of 350 middle and high school teachers. Data were collected through (1) a survey of teacher efficacy during online learning, (2) observations of the forms of efficacy built by the teachers during learning activities and outside the classroom, (3) interviews with the teachers to identify forms of efficacy used to shape students' learning fundamentals. It was found that the teachers tended to increase their efficacy through strong lesson planning. In addition, they often modified learning tools so that the multimedia used could foster enthusiasm and learning motivation for both themselves and the students. The teacher's efficacy in teaching is the key to analysis in psychopragmatic studies because data in the form of snippets of teacher speech can influence student motivation. Psychopragmatics in the teaching and learning process is not only considered the psychology of language that is practiced in learning the Indonesian language, but teachers also have internalized psychological reinforcement in the learning activity that has been planned, implemented, and assessed.Keywords: efficacy, learning difficulties, psychopragmatics, online classEfikasi diri guru dalam menghadapi kesulitan pembelajaran daring siswa: Sebuah studi psikopragmatik dalam pembelajaran bahasa IndonesiaEfikasi adalah kemampuan guru untuk memperteguh motivasi diri sendiri dalam membantu memecahkan masalah belajar yang dihadapi siswanya. Dalam proses pembelajaran, penguasaan psikopragmatik diharapkan dapat memperkuat kondisi psikologis guru dan siswa melalui kalimat-kalimat yang informatif, manipulatif, dan persuasif sehingga setiap siswa dapat mengoptimalkan perangkat pembelajaran untuk membantu mereka mencapai tujuan pembelajaran. Di masa pandemi, penting untuk mengkaji efikasi diri guru dan penguasaan psikopragmatik untuk mendukung siswa dalam mengatasi kesulitan belajar daring mereka. Oleh karena itu, sebuah studi kualitatif untuk menyelidiki masalah ini dilakukan. Partisipan penelitian ini adalah para guru yang tersebar di seluruh Indonesia, terdiri atas 350 guru SMP dan SMA. Pengumpulan data dilakukan melalui (1) survei efikasi guru selama pembelajaran daring, (2) observasi terhadap bentuk efikasi yang dibangun oleh guru selama kegiatan pembelajaran dan di luar kelas,
{"title":"Teachers' self-efficacy in dealing with students' online learning difficulties: A study of psychopragmatics in Indonesian language learning","authors":"M. Rohmadi, Memet Sudaryanto","doi":"10.17977/um015v51i12023p13","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um015v51i12023p13","url":null,"abstract":"Efficacy is teachers’ ability to strengthen their self-motivation to help solve learning problems faced by their students. In the learning process, psychopragmatic mastery is expected to strengthen the psychological condition of teachers and students through informative, manipulative, and persuasive sentences so that each student can optimize learning tools to help them achieve learning goals. During the pandemic, it is important to examine teachers’ self-efficacy and psychopragmatics mastery to support students in addressing their online learning difficulties. A qualitative study to investigate these issues was therefore conducted. Participants of this study were teachers from all over Indonesia, consisting of 350 middle and high school teachers. Data were collected through (1) a survey of teacher efficacy during online learning, (2) observations of the forms of efficacy built by the teachers during learning activities and outside the classroom, (3) interviews with the teachers to identify forms of efficacy used to shape students' learning fundamentals. It was found that the teachers tended to increase their efficacy through strong lesson planning. In addition, they often modified learning tools so that the multimedia used could foster enthusiasm and learning motivation for both themselves and the students. The teacher's efficacy in teaching is the key to analysis in psychopragmatic studies because data in the form of snippets of teacher speech can influence student motivation. Psychopragmatics in the teaching and learning process is not only considered the psychology of language that is practiced in learning the Indonesian language, but teachers also have internalized psychological reinforcement in the learning activity that has been planned, implemented, and assessed.Keywords: efficacy, learning difficulties, psychopragmatics, online classEfikasi diri guru dalam menghadapi kesulitan pembelajaran daring siswa: Sebuah studi psikopragmatik dalam pembelajaran bahasa IndonesiaEfikasi adalah kemampuan guru untuk memperteguh motivasi diri sendiri dalam membantu memecahkan masalah belajar yang dihadapi siswanya. Dalam proses pembelajaran, penguasaan psikopragmatik diharapkan dapat memperkuat kondisi psikologis guru dan siswa melalui kalimat-kalimat yang informatif, manipulatif, dan persuasif sehingga setiap siswa dapat mengoptimalkan perangkat pembelajaran untuk membantu mereka mencapai tujuan pembelajaran. Di masa pandemi, penting untuk mengkaji efikasi diri guru dan penguasaan psikopragmatik untuk mendukung siswa dalam mengatasi kesulitan belajar daring mereka. Oleh karena itu, sebuah studi kualitatif untuk menyelidiki masalah ini dilakukan. Partisipan penelitian ini adalah para guru yang tersebar di seluruh Indonesia, terdiri atas 350 guru SMP dan SMA. Pengumpulan data dilakukan melalui (1) survei efikasi guru selama pembelajaran daring, (2) observasi terhadap bentuk efikasi yang dibangun oleh guru selama kegiatan pembelajaran dan di luar kelas,","PeriodicalId":55791,"journal":{"name":"Bahasa dan Seni Jurnal Bahasa Sastra Seni dan Pengajarannya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45698871","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-28DOI: 10.17977/um015v51i12023p1
D. Aini, A. Winarno, Arsadi Arsadi, Norlida Hanim Mohd Salleh
This study examines the process of improving the quality of pottery products from Pagelaran village in Malang mainly by improving the traditional combustion process. The traditional pottery craftsmen in this area have faced issues with both the aesthetic values and quality standard of their products, even having defective products due to poor processes. Despite these challenges, pottery craft in Pagelaran is considered a cultural heritage that has contributed to the welfare of craftsmen and the local community, as well as the preservation of local wisdom. To improve the quality of their products, the craftsmen in Pagelaran have focused on the way they use tools and materials, the technical production process by linking technology and the environment, the method used, and the effect on future environmental changes. This study employs a descriptive qualitative and action research, which involves the craftsmen community in Kampung Edukasi Wisata. Data is collected through observation and in-depth interviews and analyzed using the 6P simultaneous stages technique proposed by Winarno and Robfiah (2020). The findings of the study show that while the tools and materials used in the pottery production are still traditional, the pottery of Pagelaran is leading to innovative aesthetic products. Pottery production activities have an impact on the physical environment, requiring technology, methods, and cultural impact in the exploitation of the environment under the cultural ecology perspective. Despite the traditional production process, it has been integrated with user demands so that the quality of the product is improved through the standardization of the combustion process, product decoration, and additional touches of aesthetic values on the products. Overall, this study provides insights into how traditional craftsmen can improve their product quality through a focus on both the technical production process and cultural impact.Keywords: aesthetic innovation, combustion process, pottery, PagelaranPengembangan kerajinan gerabah: Peningkatan pola pengelolaan pembakaran tradisional untuk mutu dan estetika produk di Desa Pagelaran, MalangPenelitian ini mengkaji proses peningkatan kualitas produk gerabah di desa Pagelaran Malang terutama dengan perbaikan proses pembakaran tradisional. Pengrajin gerabah tradisional di daerah ini menghadapi kendala baik dari segi nilai estetika maupun standar kualitas produknya, bahkan produknya seringkali cacat karena proses yang kurang baik. Terlepas dari tantangan tersebut, kerajinan gerabah di Pagelaran dianggap sebagai warisan budaya yang berkontribusi terhadap kesejahteraan pengrajin dan masyarakat setempat, serta pelestarian kearifan lokal. Untuk meningkatkan kualitas produknya, para pengrajin di Pagelaran menitikberatkan pada cara penggunaan alat dan bahan, teknis proses produksi dengan menghubungkan teknologi dan lingkungan, metode yang digunakan, dan pengaruh terhadap perubahan lingkungan di masa depan. Penelitian
{"title":"Pottery craft development: Upgrading the traditional combustion management patterns for product quality and aesthetics in Pagelaran Village, Malang","authors":"D. Aini, A. Winarno, Arsadi Arsadi, Norlida Hanim Mohd Salleh","doi":"10.17977/um015v51i12023p1","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um015v51i12023p1","url":null,"abstract":"This study examines the process of improving the quality of pottery products from Pagelaran village in Malang mainly by improving the traditional combustion process. The traditional pottery craftsmen in this area have faced issues with both the aesthetic values and quality standard of their products, even having defective products due to poor processes. Despite these challenges, pottery craft in Pagelaran is considered a cultural heritage that has contributed to the welfare of craftsmen and the local community, as well as the preservation of local wisdom. To improve the quality of their products, the craftsmen in Pagelaran have focused on the way they use tools and materials, the technical production process by linking technology and the environment, the method used, and the effect on future environmental changes. This study employs a descriptive qualitative and action research, which involves the craftsmen community in Kampung Edukasi Wisata. Data is collected through observation and in-depth interviews and analyzed using the 6P simultaneous stages technique proposed by Winarno and Robfiah (2020). The findings of the study show that while the tools and materials used in the pottery production are still traditional, the pottery of Pagelaran is leading to innovative aesthetic products. Pottery production activities have an impact on the physical environment, requiring technology, methods, and cultural impact in the exploitation of the environment under the cultural ecology perspective. Despite the traditional production process, it has been integrated with user demands so that the quality of the product is improved through the standardization of the combustion process, product decoration, and additional touches of aesthetic values on the products. Overall, this study provides insights into how traditional craftsmen can improve their product quality through a focus on both the technical production process and cultural impact.Keywords: aesthetic innovation, combustion process, pottery, PagelaranPengembangan kerajinan gerabah: Peningkatan pola pengelolaan pembakaran tradisional untuk mutu dan estetika produk di Desa Pagelaran, MalangPenelitian ini mengkaji proses peningkatan kualitas produk gerabah di desa Pagelaran Malang terutama dengan perbaikan proses pembakaran tradisional. Pengrajin gerabah tradisional di daerah ini menghadapi kendala baik dari segi nilai estetika maupun standar kualitas produknya, bahkan produknya seringkali cacat karena proses yang kurang baik. Terlepas dari tantangan tersebut, kerajinan gerabah di Pagelaran dianggap sebagai warisan budaya yang berkontribusi terhadap kesejahteraan pengrajin dan masyarakat setempat, serta pelestarian kearifan lokal. Untuk meningkatkan kualitas produknya, para pengrajin di Pagelaran menitikberatkan pada cara penggunaan alat dan bahan, teknis proses produksi dengan menghubungkan teknologi dan lingkungan, metode yang digunakan, dan pengaruh terhadap perubahan lingkungan di masa depan. Penelitian ","PeriodicalId":55791,"journal":{"name":"Bahasa dan Seni Jurnal Bahasa Sastra Seni dan Pengajarannya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42064899","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-27DOI: 10.17977/um015v51i12023p107
RA. Ataswarin Oetopo, Ririn Despriliani, Fariz Al Hazmi
The use of natural materials is a creative and innovative process to increase the potential of the surrounding environment, such as the use of natural dyes. As rambutan skin has been rarely used and reported as a natural dye, this study explores its usage on leather. In this study, we applied rambutan skin as a natural dye to tanned leather from goat crust skin using the creative eco-printing method. We used an experimental method with a pre-experiment one-shot case study design. Each sample was dyed at different times using distinct solutions during the mordant process. The solution was made from rambutan skin and different solvents, such as alum (AI2(SO4)3), calcium oxide (Ca(OH)2), and ferrous sulfate (FeSO4). The results show that crust-tanned leather from goat skin can be successfully colored with natural dye from rambutan skin. The more amount of dyes used results in a darker color. In addition, the type of mordant used produces a different color. In the eco-printing process, the background color is influenced by the type of mordant used on the blanket, which serves as a cover for the eco-print process. Meanwhile, the leaves stop the mordant from penetrating the leather and become the source of the motive.Keywords: natural dyes; rambutan skin; eco-printing; tanned leatherPenerapan pewarna alami dari kulit rambutan dalam kreasi eco printing pada kulit tersamakMemanfaatkan bahan alam sebagai proses berkreasi adalah salah satu upaya dalam melakukan inovasi untuk meningkatkan potensi lingkungan sekitar, salah satunya melalui penggunaan pewarna alami. Pemanfaatan kulit rambutan sebagai pewarna alami masih terbatas pada media yang digunakan sehingga perlu adanya eksplorasi terhadap bahan lain seperti bahan kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan kulit rambutan sebagai pewarna alami yang diterapkan pada bahan kulit kambing tersamak jenis crust dan penerapan pada proses berkreasi eco printing. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan bentuk pre-eksperimen jenis one-shot case study. Setiap sampel dicelup dengan jumlah pencelupan yang berbeda lalu dilakukan proses mordant dengan larutan yang berbeda yaitu tawas (AI2(SO4)3), kapur (Ca(OH)2), dan tunjung (FeSO4). Hasil menunjukkan bahwa kulit kambing tersamak jenis crust dapat diberi warna dengan larutan pewarna alami kulit rambutan. Semakin banyak jumlah pencelupan, maka warna yang dihasilkan semakin pekat dan jenis mordant yang digunakan menghasilkan warna yang berbeda. Dalam proses eco printing, warna pada latar dipengaruhi oleh jenis mordant yang digunakan pada blanket sebagai penutup proses ecoprint dan motif yang dihasilkan berasal dari daun yang merintangi zat mordant masuk ke dalam kulit.Kata kunci: pewarna alami; kulit rambutan; eco printing; kulit tersamak
天然材料的使用是一种创造性和创新性的过程,可以增加周围环境的潜力,例如天然染料的使用。由于红毛丹皮很少被使用,并作为一种天然染料报道,本研究探索其在皮革上的使用。在这项研究中,我们使用创造性的生态印花方法将红毛丹皮作为天然染料应用于山羊皮鞣制皮革。我们采用了实验前的一次性案例研究设计的实验方法。每个样品在媒染剂过程中使用不同的溶液在不同的时间染色。该溶液由红毛丹皮与明矾(AI2(SO4)3)、氧化钙(Ca(OH)2)和硫酸亚铁(FeSO4)等不同溶剂组成。结果表明,用红毛丹皮天然染料可成功地对山羊皮硬鞣革进行染色。染料用量越多,颜色越深。此外,所用媒染剂的类型会产生不同的颜色。在生态印刷过程中,背景颜色受到橡皮布上使用的媒染剂类型的影响,橡皮布为生态印刷过程提供了掩护。同时,叶子阻止媒染剂渗入皮革,成为动机的来源。关键词:天然染料;红毛丹皮肤;eco-printing;古铜色皮革penerapappewarna alami dari kulit rambutan dalam kreasi生态印刷paada kulit tersamakMemanfaatkan bahan alam sebagai处理berkreasi adalah salah satu upaya dalam mela-kukan inovasi untuk meningkatkan potensi lingkungan sekitar, salah satunya melalui penggunaan pewarna alami。pmanfaatan kulit rambutan sebagai pewara alami masih terbatas pagada媒体yang digunakan seingga perlu adanya eksplorasi terhadap bahani perhankulit。Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan kulit rambutan sebagai pewarna alami yang diiterapkan pada bahan kulit kambing tersamak jenis crust dan penerapan pada处理berkresi生态印刷。方法penelitian yang digunakan adalah方法eksperen dengan bentuk实验前jenis一次性案例研究。设置样品dicelup dengan jumlah pencelupan yang berbeda lalu dilakukan提出媒染剂dengan larutan yang berbeda yitu tawas (AI2(SO4)3), kapur (Ca(OH)2), dan tunjung (FeSO4)。Hasil menunjukkan bahwa kulit kambing tersamak jenis crust dapat diberi warna dengan larutan pewarna alami kulit rambutan。我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。Dalam处理生态印刷,warna padada latar di-penga-ruhi oleh jenis媒染剂yang digunakan padada blanket sebagai penutup处理生态印刷,但motif yang dihasilkan berasal dari dayn yang merintani zz媒染剂masuk ke Dalam kulit。Kata kunci: pewarna alami;kulit红毛丹果;环保印刷;kulit tersamak
{"title":"The application of natural dyes from rambutan skin for eco-printing on tanned leather","authors":"RA. Ataswarin Oetopo, Ririn Despriliani, Fariz Al Hazmi","doi":"10.17977/um015v51i12023p107","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um015v51i12023p107","url":null,"abstract":"The use of natural materials is a creative and innovative process to increase the potential of the surrounding environment, such as the use of natural dyes. As rambutan skin has been rarely used and reported as a natural dye, this study explores its usage on leather. In this study, we applied rambutan skin as a natural dye to tanned leather from goat crust skin using the creative eco-printing method. We used an experimental method with a pre-experiment one-shot case study design. Each sample was dyed at different times using distinct solutions during the mordant process. The solution was made from rambutan skin and different solvents, such as alum (AI2(SO4)3), calcium oxide (Ca(OH)2), and ferrous sulfate (FeSO4). The results show that crust-tanned leather from goat skin can be successfully colored with natural dye from rambutan skin. The more amount of dyes used results in a darker color. In addition, the type of mordant used produces a different color. In the eco-printing process, the background color is influenced by the type of mordant used on the blanket, which serves as a cover for the eco-print process. Meanwhile, the leaves stop the mordant from penetrating the leather and become the source of the motive.Keywords: natural dyes; rambutan skin; eco-printing; tanned leatherPenerapan pewarna alami dari kulit rambutan dalam kreasi eco printing pada kulit tersamakMemanfaatkan bahan alam sebagai proses berkreasi adalah salah satu upaya dalam melakukan inovasi untuk meningkatkan potensi lingkungan sekitar, salah satunya melalui penggunaan pewarna alami. Pemanfaatan kulit rambutan sebagai pewarna alami masih terbatas pada media yang digunakan sehingga perlu adanya eksplorasi terhadap bahan lain seperti bahan kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan kulit rambutan sebagai pewarna alami yang diterapkan pada bahan kulit kambing tersamak jenis crust dan penerapan pada proses berkreasi eco printing. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan bentuk pre-eksperimen jenis one-shot case study. Setiap sampel dicelup dengan jumlah pencelupan yang berbeda lalu dilakukan proses mordant dengan larutan yang berbeda yaitu tawas (AI2(SO4)3), kapur (Ca(OH)2), dan tunjung (FeSO4). Hasil menunjukkan bahwa kulit kambing tersamak jenis crust dapat diberi warna dengan larutan pewarna alami kulit rambutan. Semakin banyak jumlah pencelupan, maka warna yang dihasilkan semakin pekat dan jenis mordant yang digunakan menghasilkan warna yang berbeda. Dalam proses eco printing, warna pada latar dipengaruhi oleh jenis mordant yang digunakan pada blanket sebagai penutup proses ecoprint dan motif yang dihasilkan berasal dari daun yang merintangi zat mordant masuk ke dalam kulit.Kata kunci: pewarna alami; kulit rambutan; eco printing; kulit tersamak","PeriodicalId":55791,"journal":{"name":"Bahasa dan Seni Jurnal Bahasa Sastra Seni dan Pengajarannya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46032330","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-27DOI: 10.17977/um015v51i12023p73
E. M. Dukut
People doing work from home are mostly depending on what the internet has to offer for communication. Because people want to make good use of the Internet for communication, such information is available in English as a global language. One of the advantages of having ready information in English is that local cultural products can now have better chances to compete globally with products from other cultures. One of those products is Indonesia’s Batik Semarangan, which is produced in Semarang, the capital city of Central Java. Through studying the motifs found in Batik Semarangan, an intercultural communication awareness of rich hybrid culture can be achieved. To ensure awareness, a group of English Department’s literature students was trained to do library and field research on Batik Semarangan. By applying Roland Barthes’ semiotics, students were encouraged to explore the hidden reasons for the unique choice of Batik Semarangan motifs. By doing this activity, not only were the students equipped to be more critical in researching local products but the lecturer has also helped preserve and elevate Batik as a traditional heritage that has global potentiality. Keywords: Batik Semarang; cultural hybrid; traditional heritage; global competence; intercultural communication awarenessMenggali Batik Semarangan sebagai media untuk membentuk pengetahuan komunikasi antar budaya dan kompetensi globalKebanyakan orang yang melakukan pekerjaan mereka dari rumah mengandalkan media komunikasi mereka dengan apa yang ditawarkan oleh internet. Karena orang ingin memanfaatkan internet dengan baik untuk komunikasi, maka banyak informasi tersedia dalam bahasa Inggris sebagai bahasa global. Salah satu keuntungan memiliki informasi dalam bahasa Inggris adalah produk budaya lokal sekarang dapat memiliki peluang yang lebih baik untuk bersaing secara global dengan produk dari budaya lain. Salah satunya adalah Batik Semarangan Indonesia yang diproduksi di Semarang, ibu kota Jawa Tengah. Melalui mempelajari motif yang ditemukan di Batik Semarangan, kesadaran komunikasi antarbudaya akan budaya hibrida yang kaya dapat dicapai. Untuk memastikan kesadaran tersebut, sekelompok mahasiswa Sastra Inggris dilatih untuk melakukan penelitian kepustakaan dan lapangan tentang Batik Semarangan. Dengan menerapkan semiotika Roland Barthes, mahasiswa didorong untuk mengeksplorasi alasan-alasan tersembunyi dari pemilihan motif batik Semarangan yang unik. Dengan melakukan kegiatan ini, siswa tidak hanya dibekali untuk lebih kritis dalam meneliti produk lokal tetapi dosen juga turut melestarikan dan mengangkat Batik sebagai warisan tradisional yang memiliki potensi global.Kata kunci: Batik Semarangan; hibrida budaya; warisan tradisional; kompetensi global kesadaran komunikasi antarbudaya
在家工作的人主要依赖于互联网提供的沟通方式。因为人们想要很好地利用互联网进行交流,所以这些信息可以用英语作为一种全球语言。拥有现成的英语信息的好处之一是,本地文化产品现在可以有更好的机会在全球范围内与其他文化的产品竞争。其中一种产品是印尼的三宝垄蜡染,产自中爪哇省的首府三宝垄。通过对三马兰干蜡染图案的研究,可以达到一种丰富的混合文化的跨文化交际意识。为了提高人们对蜡染的认识,一群英语系的文学学生接受了培训,去图书馆和实地调查蜡染。通过运用罗兰·巴特的符号学,鼓励学生们探索蜡染图案独特选择的隐藏原因。通过这次活动,学生们不仅具备了研究当地产品的能力,而且讲师也帮助蜡染作为一种具有全球潜力的传统遗产得到了保护和提升。关键词:三宝垄蜡染;文化混合;传统的遗产;全球能力;跨文化交际意识蒙古国,蒙古国,蒙古国,蒙古国,蒙古国,蒙古国,蒙古国,蒙古国,蒙古国,蒙古国,蒙古国,蒙古国,蒙古国,蒙古国,蒙古国,蒙古国中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:英文翻译为:中文翻译为:全球中文翻译。Salah satu keuntunan memoriliki informasi dalam bahasa Inggris adalah product budaya当地sekarang dapat memoriliki peluang yang lebih baik untuk bersaing secara全球dengan product dari budaya lain。Salah satunya adalah Batik Semarangan印度尼西亚,yang diproduksi di Semarang, ibu kota爪哇登加。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。登干蜡染图案罗兰·巴特,mahasiswa didorong untuk mengeksplorasi alasan-alasan tersembunyi dari pemilihan motif蜡染图案Semarangan yang unik。登干麻辣干kegiatanini, siswa tidak hanya dibekali untuk lebih kritis dalam meneliti产品当地tetapi dosen juga turut melestarikan dan mengangkat Batik sebagai warisan传统的yang memiliki潜力全球。Kata kunci:蜡染;hibrida budaya;warisan tradisional;Kompetensi global kesadaran komunikasi antarbudaya
{"title":"Exploring Batik Semarangan as a medium to develop intercultural communication awareness and global competence","authors":"E. M. Dukut","doi":"10.17977/um015v51i12023p73","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um015v51i12023p73","url":null,"abstract":"People doing work from home are mostly depending on what the internet has to offer for communication. Because people want to make good use of the Internet for communication, such information is available in English as a global language. One of the advantages of having ready information in English is that local cultural products can now have better chances to compete globally with products from other cultures. One of those products is Indonesia’s Batik Semarangan, which is produced in Semarang, the capital city of Central Java. Through studying the motifs found in Batik Semarangan, an intercultural communication awareness of rich hybrid culture can be achieved. To ensure awareness, a group of English Department’s literature students was trained to do library and field research on Batik Semarangan. By applying Roland Barthes’ semiotics, students were encouraged to explore the hidden reasons for the unique choice of Batik Semarangan motifs. By doing this activity, not only were the students equipped to be more critical in researching local products but the lecturer has also helped preserve and elevate Batik as a traditional heritage that has global potentiality. Keywords: Batik Semarang; cultural hybrid; traditional heritage; global competence; intercultural communication awarenessMenggali Batik Semarangan sebagai media untuk membentuk pengetahuan komunikasi antar budaya dan kompetensi globalKebanyakan orang yang melakukan pekerjaan mereka dari rumah mengandalkan media komunikasi mereka dengan apa yang ditawarkan oleh internet. Karena orang ingin memanfaatkan internet dengan baik untuk komunikasi, maka banyak informasi tersedia dalam bahasa Inggris sebagai bahasa global. Salah satu keuntungan memiliki informasi dalam bahasa Inggris adalah produk budaya lokal sekarang dapat memiliki peluang yang lebih baik untuk bersaing secara global dengan produk dari budaya lain. Salah satunya adalah Batik Semarangan Indonesia yang diproduksi di Semarang, ibu kota Jawa Tengah. Melalui mempelajari motif yang ditemukan di Batik Semarangan, kesadaran komunikasi antarbudaya akan budaya hibrida yang kaya dapat dicapai. Untuk memastikan kesadaran tersebut, sekelompok mahasiswa Sastra Inggris dilatih untuk melakukan penelitian kepustakaan dan lapangan tentang Batik Semarangan. Dengan menerapkan semiotika Roland Barthes, mahasiswa didorong untuk mengeksplorasi alasan-alasan tersembunyi dari pemilihan motif batik Semarangan yang unik. Dengan melakukan kegiatan ini, siswa tidak hanya dibekali untuk lebih kritis dalam meneliti produk lokal tetapi dosen juga turut melestarikan dan mengangkat Batik sebagai warisan tradisional yang memiliki potensi global.Kata kunci: Batik Semarangan; hibrida budaya; warisan tradisional; kompetensi global kesadaran komunikasi antarbudaya","PeriodicalId":55791,"journal":{"name":"Bahasa dan Seni Jurnal Bahasa Sastra Seni dan Pengajarannya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42380303","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-27DOI: 10.17977/um015v51i12023p91
Tara Mustikaning Palupi
In preparing the students to have the ability to interpret texts using critical lenses, to challenge the power relations within the messages and communicate actively in multimodal context, there is a need and urgency of the hybrid learning process to take place. As part of multi-years’ research and development which aims to develop digital module and learning management systems (LMS) for the students, this preliminary needs-based research focuses on the students’ and lecturers’ perceptions regarding the need for developing LMS in the Critical Literacy course in Bachelor of English Language Education, Universitas Negeri Jakarta. The research participants were thirty-two students, and a lecturer who responded to questionnaires, interviews to lecturer, and focus group discussions. The research data was the students’ needs based on Hutchinson and Water’s theory which could be divided into target needs (necessities, lacks and wants) and learning needs. The study was conducted with the qualitative approach with the Successive Approximation Model (SAM) which focuses on Preparation Phase research design. Throughout the information gathering and the Savvy Start, the phase rotated through needs analysis and library study. The results demonstrate that there is a gap between the expected outcomes of the Critical Literacy course and students' ability to understand various texts, especially in understanding the interpretation of data in the form of graphs, tables, and numbers. Also, students need exposure to various texts such as news items, critical analysis of texts, and current issues in education. While the difficulty experienced by lecturers when teaching is that students' language skills (especially reading) are very varied. Also, the lecturer and students want Critical Literacy material that makes students think critically about topics related to critical literacy theory, strategy, and its practice. The preferred activities in this course include debates, discussions, criticizing social campaigns, advertisements and short films, and topics on digital literacy. By this, developing a ready-to-use digital English learning materials that correspond to the students’ and lecturer’s is exigent.Ketwords: needs analysis; critical literacy course; The successive approximation model (SAM)Mengembangkan learning management system pada mata kuliah critical literacy: Sebuah analisa kebutuhanDalam rangka mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki kemampuan menginterpretasikan teks dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis, menantang relasi kuasa dalam pesan dan berkomunikasi secara aktif dalam konteks multimodal, terdapat kebutuhan dan urgensi agar proses pembelajaran hybrid dapat berlangsung. Sebagai bagian dari penelitian dan pengembangan berkelanjutan yang bertujuan untuk mengembangkan modul digital dan learning management system (LMS) bagi mahasiswa, penelitian tahun pertama berbasis kebutuhan ini berfokus pada perspective mahasiswa dan dosen berkaitan dengan kebu
为了使学生具备使用批判性视角解读文本的能力,挑战信息中的权力关系,并在多模态环境中积极交流,混合学习过程的必要性和紧迫性。作为多年研究和开发的一部分,旨在为学生开发数字模块和学习管理系统(LMS),这项初步的基于需求的研究侧重于学生和讲师对在雅加达内格里大学英语语言教育学士学位的关键识字课程中开发LMS的需求的看法。研究参与者是32名学生和一名讲师,他们回答了问卷调查、对讲师的采访和焦点小组讨论。研究数据是基于Hutchinson和Water的理论的学生需求,可以分为目标需求(必需品,缺乏和想要)和学习需求。本研究采用连续逼近模型(SAM)的定性方法进行,重点是准备阶段的研究设计。在整个信息收集和“精明的开始”阶段,该阶段通过需求分析和图书馆研究进行旋转。结果表明,批判性读写课程的预期结果与学生理解各种文本的能力之间存在差距,特别是在理解以图表、表格和数字形式解释数据方面。此外,学生需要接触各种文本,如新闻,文本的批判性分析,以及当前的教育问题。而讲师在教学中遇到的困难是学生的语言技能(尤其是阅读)非常多样化。此外,讲师和学生需要批判性读写材料,使学生批判性地思考与批判性读写理论、策略及其实践相关的主题。本课程的主要活动包括辩论、讨论、批评社会运动、广告和短片,以及关于数字素养的主题。因此,开发一种与学生和教师的相对应的即用型数字英语学习材料迫在眉睫。关键词:需求分析;批判识字课程;连续逼近模型(SAM)孟孟邦坎学习管理系统的关键读写能力:Sebuah analisa kebutuhanDalam rangka mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki kemampuan menginterpretasi-kan teks dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis, menantang relasi kuasa dalam pesan and berkomunikasi secara aktif dalam konteks multimodal, terdapat kebutuhan dan urgensi agar proses penbelajaran hybrid dapat berlangsung。Sebagai bagian dari penelitian dan pengembangan berkelanjutan yang bertujuan untuk mengembangkan模块数字学习管理系统(LMS) bagi mahasiswa, penelitian tahun pertama berbasis kebutuhan ini berfokus pafkada perspective mahasiswa dan dosen berkaitan dengan kebutuhan pengembangan LMS padmata kuliah Critical Literacy di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris,雅加达大学。Tiga puluh dua orang mahasiswa, dan seorang dosen mengisi angket, melakukan焦点小组讨论dan wawancara dengan dosen。数据penelitian adalah kebutuhan siswa berdasarkan teori Hutchinson和Water yang dapat dibagi menjadi kebutuhan目标(必需品,缺乏和需要)dan kebutuhan belajar。Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatiatian menggunakan逐次逼近模型(SAM) yang menitikberatkan pada设计准备阶段。达兰·塔哈尼·迪拉库坎·彭普拉斯·丹·普斯塔卡。Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan antara Hasil yang diharapkan dari mata kuliah批判读写能力dengan kemampuan siswa dalam memahami berbagai teks, terutama dalam memahami解释数据dalam bentuk grafik, tabel, dan angka。Selain itu, siswa membutuhkan banyak paparan berbagai teks独立新闻项目,分析评论teks, dan isu-isu terkini dalam pendidikan。Sedangkan kesulitan yang dialami dosen saat mengajar adalah kemampuan berbahasa mahasiswa (khususnya membaca) yang sangat bervariasi。批判文学,批判文学,批判文学,批判文学,批判文学,批判文学,批判文学,批判文学,批判文学,批判文学,批判文学,批判文学。Kegiatan yang disukai dalam mata kuliah ini antara lain debate, diskusi, kritik kampanes social, iklan dan film pendek, serta topik mengenai literasi digital。Oleh karena, pengembangan materi penbelajaran bahasa Inggris digital yang siap pakai yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan menjadi sangat mendesak untuk dibuk。Kata kunci:分析kebutuhan;Mata kuliah批判素养;逐次逼近模型
{"title":"Developing a learning management system for critical literacy course: A need analysis","authors":"Tara Mustikaning Palupi","doi":"10.17977/um015v51i12023p91","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um015v51i12023p91","url":null,"abstract":"In preparing the students to have the ability to interpret texts using critical lenses, to challenge the power relations within the messages and communicate actively in multimodal context, there is a need and urgency of the hybrid learning process to take place. As part of multi-years’ research and development which aims to develop digital module and learning management systems (LMS) for the students, this preliminary needs-based research focuses on the students’ and lecturers’ perceptions regarding the need for developing LMS in the Critical Literacy course in Bachelor of English Language Education, Universitas Negeri Jakarta. The research participants were thirty-two students, and a lecturer who responded to questionnaires, interviews to lecturer, and focus group discussions. The research data was the students’ needs based on Hutchinson and Water’s theory which could be divided into target needs (necessities, lacks and wants) and learning needs. The study was conducted with the qualitative approach with the Successive Approximation Model (SAM) which focuses on Preparation Phase research design. Throughout the information gathering and the Savvy Start, the phase rotated through needs analysis and library study. The results demonstrate that there is a gap between the expected outcomes of the Critical Literacy course and students' ability to understand various texts, especially in understanding the interpretation of data in the form of graphs, tables, and numbers. Also, students need exposure to various texts such as news items, critical analysis of texts, and current issues in education. While the difficulty experienced by lecturers when teaching is that students' language skills (especially reading) are very varied. Also, the lecturer and students want Critical Literacy material that makes students think critically about topics related to critical literacy theory, strategy, and its practice. The preferred activities in this course include debates, discussions, criticizing social campaigns, advertisements and short films, and topics on digital literacy. By this, developing a ready-to-use digital English learning materials that correspond to the students’ and lecturer’s is exigent.Ketwords: needs analysis; critical literacy course; The successive approximation model (SAM)Mengembangkan learning management system pada mata kuliah critical literacy: Sebuah analisa kebutuhanDalam rangka mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki kemampuan menginterpretasikan teks dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis, menantang relasi kuasa dalam pesan dan berkomunikasi secara aktif dalam konteks multimodal, terdapat kebutuhan dan urgensi agar proses pembelajaran hybrid dapat berlangsung. Sebagai bagian dari penelitian dan pengembangan berkelanjutan yang bertujuan untuk mengembangkan modul digital dan learning management system (LMS) bagi mahasiswa, penelitian tahun pertama berbasis kebutuhan ini berfokus pada perspective mahasiswa dan dosen berkaitan dengan kebu","PeriodicalId":55791,"journal":{"name":"Bahasa dan Seni Jurnal Bahasa Sastra Seni dan Pengajarannya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44835643","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-27DOI: 10.17977/um015v51i12023p120
Nisrina Nisrina
The idea of speaking skills is interconnected with the environment and social context of students poses new challenges by students from ethnic minorities in English language learning. These factors encompass the hindrances and the success of ethnic minority students in adjusting themselves in speaking classes. From 95 first-year students in English Language Teaching program, 18 of them have different minor ethnicities. This study adopted a qualitative study by using semi-structured interviews as an instrument of research. The data then transcribed, coded, and analyzed into different themes that are in line with the research objectives. The results of this study show that the difficulties experienced by students from ethnic minorities in adjusting themselves in speaking classes are the lack of confidence, shyness, and anxiety, speaking opportunities and vocabulary masteries, feeling isolated, and additive bilingualism from peers. However, these hindrances can be solved by various factors: teachers’ decision in designing discussed topics and speaking activities in classroom setting.Keywords: ethnic minority students; speaking class; hindrances; encouragementFaktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berbicara siswa etnis minoritas dalam pembelajaran bahasa InggrisPemikiran bahwa kemampuan berbicara sangat erat berkaitan dengan lingkungan dan konteks sosial siswa menjadikan tantangan tersendiri bagi siswa etnis minoritas dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Faktor-faktor ini mencakup kendala dan keberhasilan siswa ethis minoritas dalam menyesuaikan diri di kelas berbicara. Dari 95 siswa yang berada di semester pertama program Pendidikan Bahasa Inggris, 18 diantaranya berasal dari etnis minoritas yang beragam. Penelitian ini mengadopsi desain kualitatif dengan menggunakan wawancara semi terstruktur sebagai instrumen. Data ditranskrip, dikodekan dan dianalisis kedalam beberapa tema sesuai dengan fokus penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami siswa etnis minoritas dalam beradaptasi di kelas berbicara diantaranya rasa percaya diri, malu dan cemas, pengalaman berbicara dan perbendaharaan kata, perasaan terisolasi dan aditif bilingualism dari teman. Namun, kendala tersebut berangsur-angsur dapat diatasi karena faktor: pilihan dosen terhadap topik yang didiskusikan dan kegiatan aktifitas pada kelas berbicara.Kata kunci: siswa etnis minoritas; kelas berbicara; kendala; pendukung
语言表达能力与学生所处的环境和社会背景息息相关,这对少数民族学生的英语学习提出了新的挑战。这些因素包含了少数民族学生在口语课堂中自我调整的障碍和成功。在95名英语语言教学项目的一年级学生中,有18名是不同的少数民族。本研究采用质性研究,采用半结构化访谈作为研究工具。然后将数据转录、编码并分析成符合研究目标的不同主题。本研究结果显示,少数民族学生在口语课堂上的自我调整困难主要表现在缺乏自信、害羞和焦虑、口语机会和词汇掌握、孤独感和与同龄人的叠加性双语。然而,这些障碍可以通过多种因素来解决:教师在设计讨论主题和课堂环境中的口语活动方面的决定。关键词:少数民族学生;演讲课;障碍;这句话的意思是:“我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。”“因子因子”指的是少数民族的“dalam menyesuaikan diri di kelas berbicara”。达利亚语95年,达利亚语班,达利亚语班,达利亚语班,达利亚语班,达利亚语班。Penelitian ini mengadopsi设计了一种质量检测仪器,该仪器是一种半结构检测仪器。数据离散、数据离散、数据分析、数据离散、数据离散、数据离散、数据离散、数据离散、数据离散、数据离散。Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami sisniis少数民族dalam beradaptasi di kelas berbicara diantaranya rasa percati, malu dan cemas, pengalaman berbicara danbendaharaan kata, perasan terisolasi danaditif双语者。Namun, kendala tersebut berangsur-angsur dapat diatasi karena factor: pilihan dohadap topik yang didiskusikan and kegiatas aktifitas pada kelas berbicara。Kata kunci:少数民族;克拉berbicara;kendala;pendukung
{"title":"Factors that affect speaking skills of students from ethnic minorities in English language learning","authors":"Nisrina Nisrina","doi":"10.17977/um015v51i12023p120","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um015v51i12023p120","url":null,"abstract":"The idea of speaking skills is interconnected with the environment and social context of students poses new challenges by students from ethnic minorities in English language learning. These factors encompass the hindrances and the success of ethnic minority students in adjusting themselves in speaking classes. From 95 first-year students in English Language Teaching program, 18 of them have different minor ethnicities. This study adopted a qualitative study by using semi-structured interviews as an instrument of research. The data then transcribed, coded, and analyzed into different themes that are in line with the research objectives. The results of this study show that the difficulties experienced by students from ethnic minorities in adjusting themselves in speaking classes are the lack of confidence, shyness, and anxiety, speaking opportunities and vocabulary masteries, feeling isolated, and additive bilingualism from peers. However, these hindrances can be solved by various factors: teachers’ decision in designing discussed topics and speaking activities in classroom setting.Keywords: ethnic minority students; speaking class; hindrances; encouragementFaktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berbicara siswa etnis minoritas dalam pembelajaran bahasa InggrisPemikiran bahwa kemampuan berbicara sangat erat berkaitan dengan lingkungan dan konteks sosial siswa menjadikan tantangan tersendiri bagi siswa etnis minoritas dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Faktor-faktor ini mencakup kendala dan keberhasilan siswa ethis minoritas dalam menyesuaikan diri di kelas berbicara. Dari 95 siswa yang berada di semester pertama program Pendidikan Bahasa Inggris, 18 diantaranya berasal dari etnis minoritas yang beragam. Penelitian ini mengadopsi desain kualitatif dengan menggunakan wawancara semi terstruktur sebagai instrumen. Data ditranskrip, dikodekan dan dianalisis kedalam beberapa tema sesuai dengan fokus penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami siswa etnis minoritas dalam beradaptasi di kelas berbicara diantaranya rasa percaya diri, malu dan cemas, pengalaman berbicara dan perbendaharaan kata, perasaan terisolasi dan aditif bilingualism dari teman. Namun, kendala tersebut berangsur-angsur dapat diatasi karena faktor: pilihan dosen terhadap topik yang didiskusikan dan kegiatan aktifitas pada kelas berbicara.Kata kunci: siswa etnis minoritas; kelas berbicara; kendala; pendukung","PeriodicalId":55791,"journal":{"name":"Bahasa dan Seni Jurnal Bahasa Sastra Seni dan Pengajarannya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48743294","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}